Sentimen
Negatif (88%)
10 Mei 2024 : 16.56
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Serang

Tak Terima Israel Serang Rafah, Joe Biden Murka Ancam Hal Ini

10 Mei 2024 : 16.56 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Tak Terima Israel Serang Rafah, Joe Biden Murka Ancam Hal Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden buka suara perihal serangan Israel ke Rafah, Gaza Selatan. Dengan begitu, pihaknya mengancam untuk tidak akan mendukung Israel dengan cara tidak memberikan senjata ofensif.

"Saya telah menyatakan secara jelas bahwa jika mereka pergi ke Rafah, saya tidak akan lagi memasok senjata yang digunakan untuk menyerang," kata Biden dilansir CNN, Jumat (10/5/2024).

Biden jengkel kepada Netanyahu yang ia sebut terus menggunakan bom atau senjata yang selama ini dikirim AS untuk menyerang masyarakat sipil. Berbagai senjata dan bom itu menurutnya telah terus digunakan ke pusat-pusat penduduk.

-

-

"Warga sipil telah tewas di Gaza sebagai konsekuensi dari bom-bom itu dan cara-cara lain yang mereka lakukan di pusat-pusat populasi," tegas Biden.

Pernyataan Biden ini sekaligus menjadi bentuk pengakuannya bahwa Amerika Serikat selama ini memasok senjata ke Israel yang digunakan untuk menyerang masyarakat Gaza. Termasuk senjata dalam serangan tujuh bulan terakhir oleh Israel ke wilayah Gaza sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.

Namun, Bidan menekankan, penghentian pasokan senjata ini tidak dalam arti AS meninggalkan Israel untuk mempertahankan keamanannya. Melainkan untuk meminta Israel menghentikan invasi ke Rafah, kota lebih dari satu juta warga sipil Palestina berlindung dari bom-bom dan serangan darat Israel.

"Kami akan terus memastikan Israel aman dalam hal sistem keamanan Iron Dome dan kemampuan mereka untuk menanggapi serangan dari luar, dari wilayah Timur Tengah baru-baru ini," katanya.

"Tapi itu (invasi ke Rafah), itu salah. Kami tidak akan melakukannya - kami tidak akan memasok senjata dan peluru artileri," tegas Biden.

AS telah menghentikan pengiriman "amunisi muatan tinggi" karena kemungkinan operasi Israel di Rafah tanpa rencana untuk melindungi warga sipil, menurut Pentagon. Pemerintah mengatakan sedang meninjau potensi penjualan atau transfer amunisi lainnya.


[-]

-

Wah, AS Blak-blakan Ngaku Kewalahan Hadapi Rudal Houthi Yaman
(pgr/pgr)

Sentimen: negatif (88.6%)