Sentimen
Positif (94%)
10 Mei 2024 : 11.25
Informasi Tambahan

Institusi: Johns Hopkins University

Tokoh Terkait

Distribusi Dokter Spesialis Diharapkan Terpenuhi 5 Tahun ke Depan

10 Mei 2024 : 11.25 Views 7

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Distribusi Dokter Spesialis Diharapkan Terpenuhi 5 Tahun ke Depan

Jakarta: Upaya pemenuhan kebutuhan dokter spesialis dari program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU)/Hospital Based dinilai akan membantu distribusi dokter spesialis. Khususnya, dalam 5 tahun ke depan. "Adanya pendidikan alternatif di luar universitas sehingga akan menjawab tambahan sumber daya dokter spesialis dan sekaligus juga menjawab distribusi yang lebih merata," kata Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo saat dihubungi, Kamis, 9 Mei 2024. Hospital based diharapkan mampu mengutamakan dokter dari daerah yang nantinya bisa kembali ke daerah masing-masing. Ada skala prioritas yang mendapat atau menjalani proses pendidikan, terutama daerah-daerah terpencil. "Karena terpencil kemudian para ASN dokter umum yang ada di daerah jauh dari kota ini saya juga harus mendapatkan prioritas," ungkapnya.   Saat ini, kata dia, dengan hanya 2.700 lulusan per tahun, butuh lebih 10 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis. Dengan hospital based bisa mempercepat pemenuhan dokter spesialis dari 10 tahun menjadi sekitar 5 tahun. "Kita perlu mendistribusikan sekitar 29 ribu dokter spesialis sampai ke level kabupaten/kota dan ini akan secara dinamis kita lakukan," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi -ikin. Dari sisi kualitas, dokter spesialis lulusan program berbasis rumah sakit ini setara dengan dokter spesialis lulusan program pendidikan di dunia. Pasalnya, Kemenkes melibatkan seluruh kolegium di Indonesia dan kolegium dari luar negeri serta Accreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME) sebagai organisasi akreditasi yang menetapkan standar pendidikan rumah sakit dari rumah sakit pendidikan terkemuka seperti Mayo Clinic dan Johns Hopkins Hospital. "ACGME untuk bantu memastikan semua standar lulusan rumah sakit pendidikan di Indonesia sama dengan standar dari John Hopkins dan Mayo Clinic," ujarnya.

Jakarta: Upaya pemenuhan kebutuhan dokter spesialis dari program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU)/Hospital Based dinilai akan membantu distribusi dokter spesialis. Khususnya, dalam 5 tahun ke depan.
 
"Adanya pendidikan alternatif di luar universitas sehingga akan menjawab tambahan sumber daya dokter spesialis dan sekaligus juga menjawab distribusi yang lebih merata," kata Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo saat dihubungi, Kamis, 9 Mei 2024.
 
Hospital based diharapkan mampu mengutamakan dokter dari daerah yang nantinya bisa kembali ke daerah masing-masing. Ada skala prioritas yang mendapat atau menjalani proses pendidikan, terutama daerah-daerah terpencil.
"Karena terpencil kemudian para ASN dokter umum yang ada di daerah jauh dari kota ini saya juga harus mendapatkan prioritas," ungkapnya.
 
Saat ini, kata dia, dengan hanya 2.700 lulusan per tahun, butuh lebih 10 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis. Dengan hospital based bisa mempercepat pemenuhan dokter spesialis dari 10 tahun menjadi sekitar 5 tahun.
 
"Kita perlu mendistribusikan sekitar 29 ribu dokter spesialis sampai ke level kabupaten/kota dan ini akan secara dinamis kita lakukan," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi -ikin.
 
Dari sisi kualitas, dokter spesialis lulusan program berbasis rumah sakit ini setara dengan dokter spesialis lulusan program pendidikan di dunia.
 
Pasalnya, Kemenkes melibatkan seluruh kolegium di Indonesia dan kolegium dari luar negeri serta Accreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME) sebagai organisasi akreditasi yang menetapkan standar pendidikan rumah sakit dari rumah sakit pendidikan terkemuka seperti Mayo Clinic dan Johns Hopkins Hospital.
 
"ACGME untuk bantu memastikan semua standar lulusan rumah sakit pendidikan di Indonesia sama dengan standar dari John Hopkins dan Mayo Clinic," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(AGA)

Sentimen: positif (94.1%)