Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Al Azhar Indonesia
Presidential Club, Hubungan Megawati dengan SBY dan Jokowi Harus Harmonis
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Realisasi Presidential Club dinilai menemui tantangan. Presiden terpilih Pemilu 2024 Prabowo Subianto harus bisa memperbaiki hubungan Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri dengan sejumlah pemimpin terdahulu. Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyampaikan Prabowo harus bisa mendekatkan hubungan Megawati dengan Preisden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, sudah menjadi rahasia umum hubungan kedua pemimpin terdahulu Indonesia itu kurang harmonis. "Suka tidak suka, senang tidak senang, tahap pertama yang harus dilakukan Prabowo adalah mendekati dua tokoh Mega dan SBY agar mereka bisa rekonsiliasi dan damai, dan bisa bersatu,” kata Ujang kepada Media Indonesia, Senin, 6 Mei 2024. Tak hanya dengan SBY, Prabowo harus bisa memperbaiki hubungan Megawati dengan Presiden ketujuh Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Hubungan kedua tokoh dinilai tak baik-baik saja buntut Pemilu 2024. “Bukan hanya Megawati dan SBY, tapi Mega dan Jokowi pun saat ini ada masalah. Saya melihatnya tahap pertama Prabowo harus mendekati Megawati, SBY maupun Jokowi agar mereka bisa bersatu dan harmonis kembali dalam satu irama,” ungkap dia. Dia menilai keharmonisan para anggota Presidential Club sebagai hal mutlak yang harus diwujudkan. Jangan sampai hubungan para anggota tak harmonis setelah Presidential Club terbentuk. “Itu (hubungan harmonis) yang harus ditekankan sebagai modal fondasi untuk terealisasinya presidential club,” ujar Ujang. Sebelumnya, Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto menginginkan para pemimpin di Indonesia bisa guyub untuk memajukan sebuah bangsa. Juru bicara Menteri Pertahanan (Menhan), Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan Presidential Club bukanlah institusi, melainkan istilah. "Presidensial Club itu istilah saya saja, bukan institusi. Esensinya Pak Prabowo ingin para mantan presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan. Sehingga terjaga silaturahim kebangsaannya dan menjadi teladan bagi kita semua," ujar Dahnil saat dikonfirmasi, Jumat, 3 Mei 2024.
Jakarta: Realisasi Presidential Club dinilai menemui tantangan. Presiden terpilih Pemilu 2024 Prabowo Subianto harus bisa memperbaiki hubungan Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri dengan sejumlah pemimpin terdahulu.Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyampaikan Prabowo harus bisa mendekatkan hubungan Megawati dengan Preisden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, sudah menjadi rahasia umum hubungan kedua pemimpin terdahulu Indonesia itu kurang harmonis.
"Suka tidak suka, senang tidak senang, tahap pertama yang harus dilakukan Prabowo adalah mendekati dua tokoh Mega dan SBY agar mereka bisa rekonsiliasi dan damai, dan bisa bersatu,” kata Ujang kepada Media Indonesia, Senin, 6 Mei 2024.
Tak hanya dengan SBY, Prabowo harus bisa memperbaiki hubungan Megawati dengan Presiden ketujuh Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Hubungan kedua tokoh dinilai tak baik-baik saja buntut Pemilu 2024.
“Bukan hanya Megawati dan SBY, tapi Mega dan Jokowi pun saat ini ada masalah. Saya melihatnya tahap pertama Prabowo harus mendekati Megawati, SBY maupun Jokowi agar mereka bisa bersatu dan harmonis kembali dalam satu irama,” ungkap dia.
Dia menilai keharmonisan para anggota Presidential Club sebagai hal mutlak yang harus diwujudkan. Jangan sampai hubungan para anggota tak harmonis setelah Presidential Club terbentuk.
“Itu (hubungan harmonis) yang harus ditekankan sebagai modal fondasi untuk terealisasinya presidential club,” ujar Ujang.
Sebelumnya, Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto menginginkan para pemimpin di Indonesia bisa guyub untuk memajukan sebuah bangsa.
Juru bicara Menteri Pertahanan (Menhan), Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan Presidential Club bukanlah institusi, melainkan istilah.
"Presidensial Club itu istilah saya saja, bukan institusi. Esensinya Pak Prabowo ingin para mantan presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan. Sehingga terjaga silaturahim kebangsaannya dan menjadi teladan bagi kita semua," ujar Dahnil saat dikonfirmasi, Jumat, 3 Mei 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ABK)
Sentimen: positif (100%)