Ide Presidential Club Sudah Didengar Megawati, PDIP Diklaim Tak Keberatan

6 Mei 2024 : 23.54 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Ide Presidential Club Sudah Didengar Megawati, PDIP Diklaim Tak Keberatan

PIKIRAN RAKYAT - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto sangat serius ingin mewujudkan pembentukan presidential club yang akan beranggotakan presiden-presiden terdahulu seperti Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Prabowo sudah memikiran ide soal presidential club sejak 2014.

“Saya ingat betul mungkin sekira tahun 2014 Pak Prabowo itu pernah sampaikan ide tersebut, mengakomodir para presiden yang pernah menjabat," kata Habiburokhman kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 6 Mei 2024.

Habiburokhman menyebut ide pembentukan presidential club juga sudah didengar oleh Megawati. Dia mengeklaim pihak PDI Perjuangan (PDIP) juga tidak menujukkan tanda-tanda keberataan atas ide tersebut.

“Saya pikir secara langsung atau tidak langsung sudah sampai ide ini kepada ibu Mega. Kami berkomunikasi dengan jubir PDIP juga, kita juga sharing mereka tidak menunjukkan keberatan,” tutur Habiburokhman.

“Ide ini malah banyak yang menyambut baik harus seperti itu, kenapa? Karena ibu Mega ketika memimpin juga memiliki banyak capaian-capaian memiliki banyak prestasi-prestasi yang harus kita lanjutkan saat ini,” ucapnya menambahkan.

Habiburokhman mengaku dirinya tetap optimistis presidential club akan terwujud, meski ada narasi yang menyebut hubungan antara Megawati, SBY, dan Jokowi tidak dalam kondisi baik-baik saja.

“Menurut saya yasudah lah ya, yang kemarin kita biarkan, dinamika yang kemarin terjadi memang harus terjadi tapi saat ini dan ke depan kita kedepankan persatuan. Kita saling mengedepankan semangat untuk merangkul, kenapa? ini bukan untuk pribadi atas kelompok masing-masing kok ini untuk bangsa dan negara,” ujarnya.

Presidential Club Forum Rekonsiliasi Para Mantan Presiden RI

Juru Bicara Presiden terpilih Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan, presidential club yang dimaksudnya bukanlah sebuah institusi atau lembaga. Menurutnya, presidential club adalah forum perkumpulan mantan presiden yang memberikan masukan ke Prabowo demi tercapainya agenda keberlanjutan.

“Presidential club yang saya maksud itu bukan mendirikan institusi baru atau Pak Prabowo mendirikan lembaga baru, bukan sama sekali,” kata Dahnil dalam keterangannya, Sabtu, 4 Mei 2024.

Selain itu, Dahnil mengungkapkan, Prabowo memiliki watak politik mempersatukan dan rekonsiliatif. Oleh sebab itu, dia menyebut Prabowo ingin adanya sebuah wadah agar presiden-presiden terdahulu bisa saling bersilaturahmi dan berdiskusi membahas agenda pembangunan nasional.

“Watak politik utama Pak Prabowo itu adalah mempersatukan, watak politik rekonsiliatif. Nah semangat keberlanjutan, semangat persatuan itu disimbolisasikan dengan silaturahim, dengan sharing secara terus menerus,” ujar Dahnil.

“Pak Prabowo visinya keberlanjutan tentu beliau ingin berdialog, berdiskusi dengan presiden-presiden sebelumnya sebagai upaya untuk melanjutkan semua agenda-agenda pembangunan. Terutama agenda-agenda yang baik, pada pemerintahan Pak Prabowo dan Mas Gibran nantinya,” katanya melanjutkan.

Oleh sebab itu, Dahnil mengungkapkan, Prabowo ingin mewujudkan semangat keberlanjutan dengan mengumpulkan Joko Widodo (Jokowi) yang akan purna tugas, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Megawati Soekarnoputri ke dalam sebuah forum bernama presidential club.

“Kenapa? Karena beliau-beliau ini yang saat ini masih bersama dengan kita semuanya. Oleh sebab itulah, semangat keberlanjutan yang dibawa oleh Pak Prabowo itu perlu mendengar dari beliau-beliau yang pernah memimpin Indonesia,” ujar Dahnil.

“Sehingga agenda keberlanjutan pembangunan Indonesia itu bisa dilakukan dengan baik,” ucapnya menambahkan.

Presidential Club Tiru Amerika

Dahnil tak menampik akan ada sikap politik yang berbeda di antara mantan-mantan presiden apabila presidential club tersebut terwujud. Akan tetapi, kata dia, perbedaan tersebut bisa dicairkan dengan diskusi demi membangun Indonesia ke depan.

“Perlu diskusi, silaturahmi terus menerus dengan para pemimpin bangsa ini. Terlepas, nanti ada sikap politik yang berbeda. Makanya, perlu banyak bertemu dan berdiskusi bagaimana membangun Indonesia ke depan,” ungkap Dahnil.

Menurut Dahnil, para pemimpin bangsa harus bersatu karena tantangan geopolitik dan geostrategis sangat dinamis. Semangat persatuan tersebut bisa terjalin lewat presidential club.

“Pak Prabowo sejak awal menyebutkan pentingnya persatuan, pentingnya keguyuban elit. Nah inilah yang kemudian digunakan istilah presidential club. Jadi bukan membangun institusi baru atau lembaga baru yang namanya presidential club, bukan sama sekali,” ujar Dahnil.

Lebih lanjut Dahnil tidak membantah bahwa ide presidential club tercetus dari yang sudah ada di Amerika Serikat. Menurutnya, forum yang sama juga bisa dibentuk di Indonesia secara informal.

“Presidential club ini istilah saja untuk menggambarkan silaturahim yang rutin dilakukan oleh para mantan presiden dan presiden yang sedang memerintah. Itu merujuk dengan apa yang ada di Amerika Serikat misalnya ada presidential club secara informal,” ujar Dahnil.***

Sentimen: positif (97%)