Sentimen
Negatif (99%)
4 Mei 2024 : 07.19
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Komnas KIPI: Kasus Pembekuan Darah Akibat Vaksin AstraZenenca Tidak Ditemukan di Indonesia

4 Mei 2024 : 14.19 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Komnas KIPI: Kasus Pembekuan Darah Akibat Vaksin AstraZenenca Tidak Ditemukan di Indonesia

PIKIRAN RAKYAT – Perusahaan farmasi asal Inggris AstraZeneca mengakui vaksin Covid-19 buatannya menimbulkan efek samping langka bernama sindrom trombosis trombositopenia (TTS), penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami pembekuan darah dan trombosit darah yang rendah. Efek samping ini menghebohkan dunia usai sejumlah warga Inggris menerima vaksin AstraZeneca Senin lalu.

Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Prof. Hinky Hindra Irawan Satari menegaskan tidak ada kejadian TTS setelah pemakaian vaksin AstraZeneca di Indonesia. Kesimpulan ini dia dapatkan berdasarkan surveilans aktif dan pasif yang hingga kini masih dilakukan oleh Komnas KIPI.

“Keamanan dan manfaat sebuah vaksin sudah melalui berbagai tahapan uji klinis tahap 1, 2, 3, dan 4, termasuk vaksin Covid-19 yang melibatkan jutaan orang, sampai dikeluarkannya izin edar. Pemantauan terhadap keamanan vaksin masih terus dilakukan setelah vaksin beredar,” kata Hinky dalam keterangan resminya.

Survei Penyakit Akibat Vaksin

Menindaklanjuti rekomendasi WHO, Komnas KIPI melakukan surveilans aktif terhadap gejala atau penyakit yang dicurigai memiliki keterkaitan dengan vaksin Covid-19 TTS. Survei ini dilakukan di 14 rumah sakit yang tersebar di 7 provinsi yang memenuhi kriteria selama lebih dari satu tahun.

“Sampai kami perpanjang juga tidak ada TTS pada AstraZeneca. Jadi, kami melaporkan pada waktu itu tidak ada kasus TTS terkait vaksin Covid-19,” ujarnya.

Saat melakukan surveilans pada Rabu lalu pun, Komnas KIPI tidak menemukan laporan kasus TTS.

Apa Itu TTS?

TTS adalah penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami pembekuan darah dan trombosit darah yang rendah. Meski terbilang langka, penyakit ini bisa memicu gejala yang serius.

“Kalau pun saat ini ditemukan kasus TTS di Indonesia, ya pasti bukan karena vaksin Covid-19 karena sudah lewat rentang waktu kejadianya,” kata Hinky.

Umumnya, gejala yang muncul pada penderita TTS seperti pusing, mual, dan pegal di bagian kaki.

“Kalau jumlah trombositnya menurun, ada perdarahan, biru-biru di tempat suntikan, itu (TTS) terjadi. Tapi 4 sampai 42 hari setelah vaksin. Kalau sekarang terjadi, kemungkinan besar terjadi karena penyebab lain, bukan karena vaksin,” ujarnya.***

Sentimen: negatif (99.1%)