FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh menggunakan utang dari Cina.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menggunakan pinjaman dari China Development Bank (CDB).

Pinjaman tersebut telah diterima KAI sejak 7 Februari 2024 sebesar Rp 6,9 triliun untuk menutup pembengkakan biaya.

Pembayaran utang ini pun menuai kritikan. Salah satunya dari pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma Tifa alias Dokter Tifa.

“Uang untuk bikin Kereta Cepat dari utang ke China. Terus bayar utangnya ke China dari utang ke China,” tulis Dokter Tifa, dalam akun X, Senin, (29/4/2024).

Dia memberikan sentilan atas sistem pembayaran yang dilakukan KAI dalam melunasi utang.

“Tolong, IQ ku terlalu tinggi utk memahami hal iniii!,” tambah Dokter Tifa yang selama ini aktif memberikan kritikan di media sosial.

Diketahui, seluruh cost overrun kereta cepat sebesar USD 1,2 miliar atau Rp 18,2 triliun akan dibayar dengan utang dari CDB tersebut, dan setoran ekuitas konsorsium China, Beijing Yawan HSR Co Ltd.

Komite KCJB telah menyepakati angka pembengkakan biaya proyek tersebut dipenuhi oleh 25 persen ekuitas konsorsium China dan Indonesia.

Sementara itu, untuk 75 persen sisanya berasal dari pinjaman atau utang.

Indonesia dan China bersepakat atas pembagian porsi pinjaman untuk pembengkakan biaya ini yaitu 60 persen dari pihak konsorsium Indonesia.

Sedangkan untuk 40 persennya menjadi tanggung jawab konsorsium China. (selfi/fajar)