Sentimen
Negatif (88%)
28 Apr 2024 : 19.17
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Tangerang

Tokoh Terkait

Banyak WNI yang Memilih Berobat ke Luar Negeri, Jokowi Mengeluh Uang Rp180 Triliun Hilang

29 Apr 2024 : 02.17 Views 2

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

Banyak WNI yang Memilih Berobat ke Luar Negeri, Jokowi Mengeluh Uang Rp180 Triliun Hilang

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluh Indonesia kehilangan uang Rp180 triliun karena banyak WNI yang berobat ke luar negeri.

Warga Negara Indonesia (WNI) ternyata masih banyak yang memilih untuk berobat ke luar negeri jika sakit.

Apalagi jika penyakit yang cukup parah dan memerlukan perawatan dengan teknik khusus dan tidak semua ada di Indonesia.

Baca Juga: Sebelum Lengser Jokowi Bakal Bangun Tol Bawah Laut di IKN, Nilainya Rp6 Triliun, Pertama di Indonesia

Fasilitas kesehatan yang belum merata di seluruh Indonesia menjadi salah satu faktor mengapa banyak WNI yang memilih untuk berobat ke luar negeri.

Hal tersebut dikeluhkan oleh Presiden Jokowi saat Raker Kesnas 2024 di ICE BSD, Tangerang, Rabu 24 April 2024.

Jokowi mengatakan, sebanyak satu juta lebih WNI memilih untuk pergi berobat ke luar negeri.

"Ini bolak-balik saya sampaikan, satu juta lebih warga negara kita Indonesia berobat ke luar negeri," kata Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Tak Hanya Diabadikan Menjadi Nama Jalan, Jokowi Juga Miliki Masjid Indah dan Megah dengan Namanya Sendiri di Abu Dhabi

Jokowi juga mencatat, warga negara Indonesia tersebut lebih memilih berobat ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, Eropa, dan Amerika.

Kondisi itu dinilai telah membuat ratusan triliun rupiah devisa Indonesia hilang begitu saja.

"Kita kehilangan 11,5 miliar USD, kalau dirupiahkan menjadi Rp180 triliun hilang. Karena warga kita tidak mau berobat di dalam negeri," ungkapnya.

Kendati demikian, Jokowi memaklumi mengapa WNI masih banyak yang memilih berobat ke luar negeri, karena fasilitas dan pelayanan kesehatan di Indonesia yang belum maksimal.***

Sentimen: negatif (88.6%)