LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Basuki Tjahaja Purnama atau yang dikenal dengan panggilan Ahok telah memberikan beberapa warisan berupa infrastruktur saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Salah satu warisan yang diberikan Ahok untuk Jakarta saat menjabat sebagai gubernur yaitu sebuah terminal yang direvitalisasi.

Terminal di Jakarta yang direvitalisasi pada saat Ahok menjabat sebagai gubernur ini diketahui menelan dana hingga mencapai Rp47 miliar.

Baca Juga: Terminal Cicaheum Bandung Dinilai Kurang Maksimal Layani Penumpang, Minim Lahan Parkir

Menelan dana hingga Rp47 miliar, terminal yang direvitalisasi ini justru disebut jelek dan mengecewakan.

Ahok mengungkap langsung kekecewaannya pada hasil revitalisasi terminal ini yang telah menelan biaya fantastis hingga Rp47 miliar.

Ahok menilai bahwa hasil revitalisasi dari terminal ini jelek, baik dari segi desain maupun bahan pembangunannya. 

Tak hanya itu, Ahok juga kecewa dengan ubin yang dibangun pada terminal ini dengan untuk mempermudah tuna netra justru malah berpotensi membahayakan penyandang disabilitas.

Baca Juga: Ahok Blak-blakan Sebut Anies Baswedan Tak Negarawan karena Hal Ini, Masih Ada Dendam di Pilkada Lalu?

Revitalisasi terminal ini juga bermasalah karena bangunannya terlalu dipaksakan padahal belum ada pembebasan lahan. 

Hal tersebut mengakibatkan jalur utama bus yang seharusnya lurus dengan lebar 3,5 meter jadi dibangun berbelok dan menyempit dari desain awal.

Bangunan yang terlalu dipaksakan itu kemudian membuat bus yang memiliki ukuran besar seperti bus antar kota tidak bisa masuk ke terminal.

Hal tersebut mengakibatkan bus kesulitan untuk masuk dan berujung dengan menaikan serta menurunkan penumpang di luar terminal.

Ahok mengungkap bahwa Dinas Perhubungan dan Transportasi sudah mengaku salah terkait revitalisasi terminal ini akibat dari memaksakan pembangunan yang pembebasan lahannya belum selesai.

Nama terminal yang menjadi salah satu warisan Ahok di Jakarta ini adalah Terminal Rawamangun.

Demikian informasi mengenai warisan Ahok di Jakarta berupa terminal senilai Rp47 miliar ini justru disebut jelek dan mengecewakan. ***