FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI secara resmi membuka rekrutmen untuk mencari karyawan baru.

Rekrutmen KAI sudah mulai dibuka pendaftarannya pada 17 April lalu dan akan berakhir pada 22 April 2024 mendatang.

Namun, salah satu persyaratan yaitu punya IPK 3,5 hingga skor TOEFL 500 disorot dan menjadi pembahasan.

Dalam penjelasan terkait standar tinggi yang di pasang KAI terhadap calon karyawan barunya bukannya tanpa alasan.

Khusus dengan skor TOEFL, KAI menilai kemampuan bahasa Inggris yang baik juga menjadi penting dalam lingkungan bisnis global saat ini.

Terlebih, untuk saat ini KAI juga memiliki pelanggan dan mitra dari mancanegara.

Terkait hal ini, mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu menganggap hal ini lucu sekaligus mendukung hal ini.

Ini dianggapnya lucu sebab adanya persyaratan kualifikasi yang tinggi justru di protes.

“Lucu aja kalau ada persyaratan kualifikasi tinggi kok diprotes,” tulis Said Didu diunggahan akun X pribadinya dikutip, Sabtu (20/4/2024).

Ia bahkan menyinggung ketika Presiden Ketiga Republik Indonesia (RI) BJ Habibie yang memimpin. Dimana, kualifikasi yang diberikan itu sangat tinggi.

Salah satu contohnya adalag ketika seseorang ingin masuk ke BPP Teknologi dan Industri Strategis. Dimana, harus memiliki IP minimal 3,5.

“Dulu Pak Habibie persyaratan masuk BPP Teknologi dan Industri Strategis IP minimal 3,5 dari perguruan tinggi terbaik,” tuturnya.

“Akhirnya terjadi komunitas cendekiawan yang berkualitas secara internasional,” terangnya.

(Erfyansyah/fajar)