Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Telekomunikasi Selular
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: bandung, Samarinda, Pontianak
Tokoh Terkait
Telan Anggaran Rp. 1.117 Triliun, Ternyata Ini 4 Fakta Menarik Rencana Pembangunan Kereta Cepat Brunei, Malaysia dan IKN
Ayobandung.com Jenis Media: Nasional
LENGKONG, AYOBANDUNG.COM - Perusahaan infrastruktur Brunei Darussalam, Brunergy Utama, berencana membangun proyek kereta cepat lintas negara.
Proyek kereta cepat lintas negara itu akan akan melalui Brunei Darussalam, Malaysia, dan Indonesia sebagaimana disebut Trans Borneo.
Dikutip AyoBandung melalui YouTube Kompas pada Senin, 08 April 2024, ada 4 fakta menarik yang akan diulas dengan singkat di artikel ini.
Baca Juga: DPR Minta Klarifikasi terkait Penggusuran di IKN, Ini Jawaban Kepala Otorita IKN
Proyek ini membentang sepanjang 1620 KM di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat dengan kecepatan hingga 350 km/jam, dengan biaya pembangunan mencapai 7 miliar dolar AS.
Proyek ini awalnya digagas oleh Brunergy Utama, sebuah perusahaan minyak dan gas yang kini fokus pada infrastruktur.
Rencana proyek diluncurkan pada akhir Maret 2024 dan diharapkan melintasi ibu kota negara atau IKN Nusantara.
Namun, pemerintah Brunei membantah menunjuk Bruneerg Utama untuk mengerjakan proyek ini dan menyatakan belum ada komunikasi resmi terkait proyek tersebut.
Baca Juga: Inilah Saran Terbaik dari Pakar untuk Tangkal Konflik Lahan di IKN, Sudahkah Otorita Terapkan?
Di Indonesia, Kementerian Perhubungan juga belum mendiskusikan pembangunan kereta cepat lintas negara tersebut, meskipun tidak menutup kemungkinan realisasi proyek jika ada investor yang bersedia membiayai.
Hingga saat ini, belum ada kajian lebih lanjut terkait proyek tersebut dari sisi permintaan dan studi kelayakan.
Berikut 4 fakta menarik mengenai rencana pembangunan kereta cepat Brunei, Malaysia dan IKN, di antaranya:
1. Telan anggaran Rp. 1.117 triliun
Baca Juga: Kantongi Izin, Satelit Starlink Elon Musk Berkolaborasi dengan Telkomsel Siap Uji Coba di IKN, Kapan?
Proyek kereta cepat lintas negara ini diestimasi akan membutuhkan dana sekitar US$70 miliar atau sekitar Rp1.117 triliun jika benar-benar direalisasikan.
Dalam rencana tersebut, proyek ini direncanakan akan memiliki empat terminal sebagai pusat distribusi dan total 24 stasiun di sepanjang lintasannya.
Kereta cepat ini dijelaskan akan beroperasi dengan kecepatan maksimum hingga 350 kilometer per jam, sebanding dengan kecepatan Kereta Cepat WHOOSH yang sudah ada di Indonesia.
2. Pembangunan Trans Borneo Dibagi 2 Tahap
Baca Juga: Kantongi Izin, Satelit Starlink Elon Musk Berkolaborasi dengan Telkomsel Siap Uji Coba di IKN, Kapan?
Menurut pengumuman dari Brunergy Utama yang dilaporkan oleh Nikkei Asia, tahap awal proyek kereta cepat akan menghubungkan Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat, Kuching, Kinabalu, hingga distrik Tutong di Brunei.
Sementara itu, dalam tahap kedua proyek Trans Borneo akan melintasi daerah selatan dan timur Kalimantan, termasuk Samarinda dan Balikpapan.
Menurut kutipan dari pengumuman tersebut yang dilaporkan oleh Nikkei Asia, "Di masa depan, kereta cepat ini juga akan terhubung dengan ibu kota baru Indonesia, Nusantara."
3. Namanya Kereta Cepat Trans Borneo
Baca Juga: Menteri PUPR Ungkap Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden akan Dilaksanakan di IKN, Begini Tanggapan Gibran
Sebagaimana Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dikenal dengan nama Whoosh, Kereta Cepat Brunei-IKN akan diberi nama Trans Borneo.
Menurut laporan dari Nikkei Asia, Trans Borneo direncanakan akan melintasi sepanjang 1.620 kilometer melewati tiga negara dari barat hingga timur Pulau Kalimantan.
4. Jokowi Bilang RI belum diajak berkomunikasi
Ketika ditanya mengenai megaproyek ini, Jokowi mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada komunikasi resmi dari pihak penyelenggara dengan Indonesia.
Baca Juga: Demi IKN, PJ Gubernur Kaltim Tawarkan Kerjasama ke Papua Barat untuk Bangun Satu Proyek Ini
Meskipun begitu, Jokowi menegaskan bahwa rencana ini sebenarnya sudah ada sejak lama.
"Meskipun belum ada komunikasi resmi, saya tahu bahwa rencana ini sudah ada dari perusahaan Brunei. Itu merupakan rencana yang sudah lama," ujar Jokowi kepada wartawan. ***
Sentimen: netral (97%)