Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Banyuwangi, Tanjung Priok, Cilegon
Tokoh Terkait
Thomas Djamaluddin
HEADLINE: Supermoon Muncul di Malam Jelang Lebaran, Waspada dan Antisipasi Dampaknya?
Liputan6.com Jenis Media: News
Liputan6.com, Jakarta Fenomena astronomi Supermoon diprediksi akan terjadi pada 9 April 2024, atau sehari sebelum perayaan Idul Fitri. Meski dianggap fenomena biasa, namun dia memiliki dampak yang signifikan bagi keadaan alam, terlebih di Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatilogi dan Geofisika (BMKG) pun mewanti-wanti adanya potensi banjir rob yang terjadi jelang perayaan lebaran lantaran adanya fenomena Supermoon ini.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memang menuturkan, ada fenomena banjir rob dari tanggal 1 hingga 13 April di beberapa wilayah pesisir di Indonesia baik di Banten, Jawa Tengah yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat.
Berdasarkan catatannya, di Tanjung Priok, peluang pasang maksimum pada 10 April. Ketinggian maksimum mencapai 1 meter.
Sementara, di Banyuwangi pada tanggal yang sama, ketinggian maksimal diprediksi mencapai 2,56 meter, di pesisir Cilegon ketinggian mencapai 1,04 meter dan Tanjung Perak mencapai 2,55 meter.
Fenomena supermoon juga diprediksi menjadikan langit malam akan lebih terang dari biasanya.
Hal ini disebabkan lintasan bulan mengelilingi bumi tidak bulat sempurna namun cenderung elips atau lonjong dan bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
Ahli Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan, konfigurasi bumi dengan bulan dan matahari pada 9 April 2024 memang istimewa.
"Baru saja terjadi gerhana matahari total di Amerika Utara, pada dini hari 9 April waktu Indonesia. Artinya bumi, bulan, matahari hampir segaris. Efeknya pasang air laut akibat gravitasi bulan diperkuat gravitasi matahari, maka terjadi pasang maksimum," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (8/4/2024).
Dia pun memberikan masukan, bahwa fenomena kali ini bukanlah Supermoon melainkan Super New Moon.
Perlu diketahui, seperti dikutip dari NASA, Supermoon bukanlah istilah astronomi resmi, tapi biasanya digunakan untuk menggambarkan Bulan purnama yang berada pada jarak setidaknya 90 persen dari perigee atau bulan mencapai titik terdekatnya dari bumi.
"Mestinya Super New Moon. Supermoon untuk purnama terdekat, terlihat lebih besar. Super New Moon untuk bulan baru terdekat, bulan tidak akan tampak, namun gerhana matahari total bisa jadi bukti bulan lebih besar ukurannya dari piringan matahari," ungkap Thomas.
Di mana, saat itu posisi bulan lebih dekat ke bumi atau kurang dari 360.000 km dari rata-rata jarak buran yang 384.000 km. Dampaknya, efek gravitasi bulan makin kuat, pasang maksimum jadi lebih tinggi.
"Dampaknya banjir rob berpotensi terjadi sekitar malam hari. Dini hari 9 April dan malam lebaran. Mungkin sampai sekitar 1-2 hari berikutnya," jelas Thomas.
Waspada Tapi Hal yang BiasaThomas menuturkan, meski terjadi pasar air laut bahkan sampai bisa menyebabkan banjir rob, fenomena Supermoon adalah hal yang biasa terjadi.
Seperti dikutip dari NASA, Istilah Supermoon ini diciptakan pada tahun 1979 dan sering digunakan untuk menggambarkan para astronom yang menyebutnya sebagai bulan purnama perigee atau bulan purnama yang terjadi di dekat atau pada saat Bulan berada di titik terdekat dalam orbitnya mengelilingi Bumi.
Istilah ini lebih mengutamakan kesejajaran geometris matahari, bumi, serta bulan dan memungkinkan terjadinya perigee dalam periode waktu yang lebih luas daripada momen perigee yang sebenarnya (hingga sekitar dua minggu, yang hampir setengah dari orbit Bulan).
"Pasang maksimum terjadi setiap bulan baru dan purnama. Jadi itu peristiwa biasa. Hanya diperkuat oleh fenomena gerhana dan Super New Moon," ungkap Thomas.
Karena itu, kewaspadan perlu dilakukan, meskipun jangan sampai membuat kekhawatiran berlebihan.
"Jadi cukup waspada, tdk perlu ada kekhawatiran berlebihan," pungkasnya.
Sentimen: positif (93.9%)