Sentimen
Positif (91%)
7 Apr 2024 : 10.36
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Sukabumi, Paris

Partai Terkait

Panas Hotman Vs BW hingga Kesaksian Margarito di Kamis

7 Apr 2024 : 17.36 Views 1

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Panas Hotman Vs BW hingga Kesaksian Margarito di Kamis
Jakarta -

Banyak hal lucu dan menarik perhatian sepekan terakhir di sidang sengketa Pilpres 2024 yang digelar di Mahkamah Konstitusi (MK). Ada soal saksi 03 yang minta hakim MK tidak banyak tanya hingga hakim yang salah fokus (salfok) dengan cincin di jari tim pembela Prabowo-Gibran, Hotman Paris.

Sebagai informasi, ada dua permohonan sengketa hasil Pilpres 2024 yang diadili di MK. Perkara pertama diajukan oleh capres-cawapres nomor urut 1 Anies-Cak Imin dan perkara kedua diajukan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud.

Pihak termohon dalam kedua perkara tersebut ialah KPU RI. Sementara, kubu Prabowo-Gibran menjadi pihak terkait.

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut momen-momen lucu dan menggelitik sepekan terakhir di sidang MK:

Saksi 03 Minta Tak Banyak Tanya

Ada momen di mana saksi dari Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Memed Alijaya, meminta agar tidak banyak pertanyaan yang diberikan kepada dirinya. Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo pun mengingatkan saksi hadir memang untuk ditanyai.

Hal itu disampaikan saat Memed menjadi saksi dalam sidang sengketa Pilpres di gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (2/4) lalu. Memed mulanya menjelaskan soal kejadian dugaan aparat tidak netral.

Memed mengatakan peristiwa itu terjadi di Cikaso, Sukabumi, Jawa Barat. Memed mengatakan ada aparat yang dipimpin oleh Camat melakukan yel-yel dengan menggunakan pakaian kampanye Prabowo-Gibran di malam hari.

"Waktu kegiatan saya melihat, karena di kampung saya dekat saya tapi tidak ikut saya, orang-orang semua sudah tahu orang kader PDIP," kata Memed.

"Saya langsung lapor ke Panwas," sambung dia.

Suhartoyo pun mempertanyakan bagaimana kegiatan tersebut. Memed kemudian mempraktikkannya gerakan yang dimaksudnya di dalam ruang sidang.

Dia menyebut aparat-aparat itu berbaris di depan rumah Ketua RT. Lalu, katanya, posisi Camat berada di depan orang-orang yang berbaris tersebut. Sementara, katanya, Kepala Desa berada di belakangnya.

"Yang pimpin yel-yel orang sekretariat PPS, kami 'relawan iing siap untuk memenangkan Prabowo-Gibran satu putaran, siap', kata semua begitu," jelas Memed.

"Camat HP-nya di sini dipegang dan setelah itu (video)," sambungnya.

"Itu 18 orang ya?" tanya Suhartoyo.

"Besoknya kan saya lapor ke Panwas," kata Memed.

Memed mengatakan dirinya memiliki dokumentasi kejadian itu. Suhartoyo meminta dokumentasi tersebut untuk diserahkan kepada Mahkamah.

"Waktu saya lapor, saya foto itunya, dokumen kan, setiap itu saya ada, termasuk videonya ada saya serahkan ke tim hukum saya," jelas Memed.

"Sudah jadi bagian alat bukti?" tanya Suhartoyo.

Memed mengatakan bukti itu telah diserahkan kepada tim hukum Ganjar. Dia kemudian meminta agar tak banyak pertanyaan untuk dirinya.

"Udah Pak, jadi saya nggak ngarang-ngarang Pak, karena sudah disumpah tadi pagi, saya orang Islam lagi puasa, jangan banyak pertanyaan yang berat-berat nanti yang lain, saya jelaskan itu," ujar Memed.

"Loh, Bapak di sini untuk ditanya," kata Suhartoyo.

"Saya nggak ngerti yang lain-lain, selain dari pada yang saya alami saya nggak bisa ngarang, ngurangi," ujar Memed.

"Iya sudah ha ha, nggak ditanya lagi, ditanya lain nanti," tutur Suhartoyo.


Saksi 03 Ditanya Nama Tetangga

Tak hanya itu, ada momen yang mengundang tawa hadirin sidang. Saat itu, Hakim Suhartoyo menanyakan sosok tetangga dari saksi Ganjar-Mahfud, Suprapto, yang menerima amplop berisi uang menjelang pemungutan suara pemilu 2024. Suprapto menjawab namanya tetangga.

Mulanya, Suprapto mengatakan ada kejadian pemberian amplop berisi uang menjelang hari pencoblosan di wilayah rumahnya, Medan, Sumatera Utara.

"Menjelang hari pencoblosan, tetangga saya dapat lagi amplop Rp 50 ribu," kata Suprapto.

Suhartoyo menanyakan siapa sosok tetangga yang mendapat amplop tersebut. Namun, Suprapto awalnya enggan untuk menyebut nama tetangganya.

"Siapa tetangganya?" tanya Suhartoyo.

"Ya namanya tetangga lah, gitu lah, Pak, saya lihat aja, tetangga-tetangga itu, bukan rahasia umum lagi, Pak," jawab Suprapto.

Suhartoyo pun lantas meminta Suprapto untuk memberikan keterangan yang rinci. Suhartoyo mengatakan jika keterangan yang diberikan kurang jelas, maka sulit untuk dipakai oleh MK dalam menyusun keputusan.

"Ini di pengadilan, Pak, kalau gitu nanti keterangan bukti nggak bisa dipakai," kata Suhartoyo.

"Jadi yang bagikan Kepling, tapi Kepling tidak lagi singgah ke rumah saya, demikian yang saya sampaikan saya sudah disumpah," jelas Suprapto

"Kan sudah di sumpah tadi pagi," kata Suhartoyo.

"Ya menurut agama saya, percaya ke agama saya, Pak," balas Suprapto.

Suhartoyo pun kembali menanyakan sosok tetangga tersebut. Suprapto akhirnya memberanikan diri menyebut nama tetangganya.

"Tetep nggak mau bilang nama tetangga?" tanya Suhartoyo.

"Tetangga itu, namanya Ramadhani," jawab Suprapto.

"Untuk apa? Tahu?" tanya Suhartoyo.

"(Menangkan) kosong 02 juga lah, Pak," jawab Suprapto.

Baca halaman selanjutnya panas soal Hotman Paris Vs BW>>

Sentimen: positif (91.4%)