Margarito Kamis
Informasi Umum
- Jabatan: Pakar Hukum Tata Negara Indonesia
- Tempat & Tanggal Lahir: Gambesi, Kota Ternate, Maluku Utara, Indonesia, 1 Januari 1965
Karir
- 1. Pengajar Fakultas Hukum Universitas Khairun (1990-1999)
- 2. Staf Khusus Kementerian Sekretaris Negara (2006-2007)
- 3. Pakar Hukum Tata Negara Indonesia
- 4. Sarjana Hukum Universitas Khairun (1985-1990)
- 5. Doktor Hukum Universitas Indonesia, Depok (1999-2004)
- 6. Magister Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar (1993-1995)
Pendidikan
- Tidak ada data pendidikan.
Detail Tokoh
Margarito Kamis adalah Ahli Hukum Tata Negara lulusan Universitas Indonesia. Margarito pernah dihadirkan oleh Jero Wacik ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai Saksi Ahli pada 2015. Hakim menilai Margarito condong ke pemohon, dalam hal ini Jero Wacik. Dalam persidangan gugatan kubu Koalisi Merah Putih Prabowo-Hatta Rajasa dalam pemilihan Presiden 2014, Margarito juga hadir sebagai saksi ahli. Menurutnya, Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb) tidak sah. Baginya, DPKTb tidak memiliki dasar UU. Di masa perintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Margarito pernah ditunjuk sebagai Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara dari 2006 hingga 2007. Selain menjabat Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, ia juga pernah ikut serta dalam mempersiapkan Panitia Seleksi Komisioner KPK di Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan menjadi anggota Tim Seleksi Hakim Mahkamah Konstitusi di Dewan Pertimbangan Presiden pada tahun 2007 dan 2008. Dia lulus sebagai Doktor dengan disertasi berjudul: Gagasan Negara Hukum yang Demokratis di Indonesia: Studi Sosiologi atas Pembatasan Kekuasaan Presiden oleh MPR 1999-2002, pada 2004. Disertasinya juga ikut diuji dua ahli hukum yang terkenal macam Ismail Sunny, Jimly Ash Shiddieqy dan Adnan Buyung Nasution. Dua nama terakhir adalah promotornya.Margarito remaja tak punya keinginan untuk menjadi seorang Ahli Hukum. Dia hanya ingin menjadi polisi. Keluarganya sendiri adalah kelaurga petani. Sejak muda dia banting tulang untuk bertahan hidup. Mulai dari nelayan, tukang batu, supir angkot lalu dosen di kampusnya Dia mengaku, pertama kali membaca secara serius di atas angkot yang ngetem lama sekali. Rupanya, Margarito dianggap pintar oleh dosen-dosennya. Hingga dia melupakan gagahnya menjadi polisi. Selulus dari Universitas Khairun, pada 1990, dia langsung dijadikan dosen.Sebelumnya dia hanya kerja kasar saja. Tahun 1993, dia mengambil kuliah pascasarjana di Univeritas Hasanuddin Makassar. Dia mendalami bidang hukum agraria hingga memperoleh Master. Dia sempat kembali mengajar ke almamaternya lagi. Dia sekolah lagi tahun 1999 ke Universitas Indonesia hingga lulus 2004 dan kemudian dikenal sebagai Ahli Hukum.Dalam ajang Debat Pilpres 2019, dia menjadi salah satu tim Panelis. Selain Margarito Kamis, dalam debat yang berlangsung pada tanggal 17 Januari 2019 itu terdapat panelis lainnya yaitu Bagir Manan, Hikmahanto Juwana, Agus Rahardjo, Ahmad Taufan Damanik, dan Bivitri Susanti.
Berita Terkait
No | Judul | Tanggal | Media | Action |
---|---|---|---|---|
1 | Tidak Masalah Ibukota Negara Indonesia Kembar | 13/12/2024 | Rmol.id | Lihat Berita |
2 | Perihal Kepala Daerah Sudah Dua Periode Maju di Pilkada 2024, Pakar Hukum Merespons, Tegas! | 16/11/2024 | JPNN.com | Lihat Berita |
3 | Prabowo Dinilai Mampu Wujudkan Penegakan Hukum yang Adil, Begini Alasannya | 16/11/2024 | Medcom.id | Lihat Berita |
4 | Prabowo Dinilai Memiliki Komitmen Tinggi dalam Penegakan Hukum Berkeadilan | 15/11/2024 | Jurnas.com | Lihat Berita |
5 | Kepala Daerah Dua Periode Tidak Boleh Lagi Ikut Pilkada | 15/11/2024 | Jurnas.com | Lihat Berita |