Sentimen
Positif (100%)
7 Apr 2024 : 02.45
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kasus: stunting

Cegah Stunting, Program Makan Siang Gratis Dinilai Perlu Menyasar Ibu Hamil

7 Apr 2024 : 09.45 Views 2

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Cegah Stunting, Program Makan Siang Gratis Dinilai Perlu Menyasar Ibu Hamil

Jakarta: Program makan siang gratis dinilai perlu menyasar ibu hamil. Langkah ini dianggap lebih efektif menurunkan risiko anak lahir stunting. "Untuk stunting saya berharap ada modifikasi, jadi programnya termasuk di dalam makan siang gratis, tetapi untuk ibu hamil diberi paket lebih baik, misalnya dikasih susu, vitamin," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dr. Hasto Wardoyo, Jakarta, dilansir pada Sabtu, 6 April 2024. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, angka stunting di Indonesia berada di 21,6 persen. Jumlah tersebut terbilang cukup tinggi bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Indonesia juga memiliki target mencapai prevalensi stunting sebesar 14 persen di 2024.   Dia mengatakan para ibu hamil bisa diberikan makanan-makanan pabrikan. Namun, pemerintah disarankan memberikan makanan yang lebih banyak mengandung protein hewani agar lebih efektif menurunkan stunting. Selain ibu hamil, bayi dan anak memerlukan tambahan asupan nutrisi untuk mencegah stunting. Kemudian, orang tua perlu memenuhi tiga komponen nutrisi pada anak usia 6-12 bulan, yaitu karbohidrat, protein hewani, dan lemak agar anak tumbuh dengan gizi seimbang. Pada anak 6-12 bulan, bayi memerlukan sumber karbohidrat, sumber protein hewani, dan sumber makanan lain yang mengandung lemak.  Pasalnya, kata dia, komponen karbohidrat, protein hewani, dan lemak mulai berkurang pada ASI ketika anak sudah mulai menginjak usia 6 bulan. Sehingga, ketiga sumber nutrisi itu harus dilengkapi menu makanan pendamping ASI atau MPASI.   Sementara itu, berdasarkan data International Dairy Federation (IDF), konsumsi makanan bergizi seperti susu terbukti berhubungan dengan peningkatan prestasi akademik dan perilaku anak-anak. Dengan mempertimbangkan berbagai model yang telah diterapkan di negara lain, Indonesia dapat mengambil pelajaran berharga dalam merancang program susu gratis yang efektif dan berkelanjutan. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan gizi anak-anak Indonesia. Sejumlah negara disebut sudah melaksanakan pemberian susu gratis dan cukup berhasil meningkatkan kesehatan anak-anak.  Berdasarkan laporan Global Child Nutrition Foundation (GCNF) berjudul School Meal Programs Around the World: Results from the 2021 Global Survey of School Meal Programs, menunjukkan dari 139 negara yang disurvei, 125 negara memiliki setidaknya satu program pemberian makanan berskala besar di sekolah dasar dan sekolah menengah.  Laporan itu menyatakan setidaknya 330,3 juta anak menerima makanan sekolah mulai 2020. Persentase dari seluruh usia anak sekolah dasar dan menengah yang menerima program ini adalah 27 persen.

Jakarta: Program makan siang gratis dinilai perlu menyasar ibu hamil. Langkah ini dianggap lebih efektif menurunkan risiko anak lahir stunting.
 
"Untuk stunting saya berharap ada modifikasi, jadi programnya termasuk di dalam makan siang gratis, tetapi untuk ibu hamil diberi paket lebih baik, misalnya dikasih susu, vitamin," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dr. Hasto Wardoyo, Jakarta, dilansir pada Sabtu, 6 April 2024.
 
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, angka stunting di Indonesia berada di 21,6 persen. Jumlah tersebut terbilang cukup tinggi bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Indonesia juga memiliki target mencapai prevalensi stunting sebesar 14 persen di 2024.  
Dia mengatakan para ibu hamil bisa diberikan makanan-makanan pabrikan. Namun, pemerintah disarankan memberikan makanan yang lebih banyak mengandung protein hewani agar lebih efektif menurunkan stunting.
 
Selain ibu hamil, bayi dan anak memerlukan tambahan asupan nutrisi untuk mencegah stunting. Kemudian, orang tua perlu memenuhi tiga komponen nutrisi pada anak usia 6-12 bulan, yaitu karbohidrat, protein hewani, dan lemak agar anak tumbuh dengan gizi seimbang.
 
Pada anak 6-12 bulan, bayi memerlukan sumber karbohidrat, sumber protein hewani, dan sumber makanan lain yang mengandung lemak. 
 
Pasalnya, kata dia, komponen karbohidrat, protein hewani, dan lemak mulai berkurang pada ASI ketika anak sudah mulai menginjak usia 6 bulan. Sehingga, ketiga sumber nutrisi itu harus dilengkapi menu makanan pendamping ASI atau MPASI.
 
Sementara itu, berdasarkan data International Dairy Federation (IDF), konsumsi makanan bergizi seperti susu terbukti berhubungan dengan peningkatan prestasi akademik dan perilaku anak-anak.
 
Dengan mempertimbangkan berbagai model yang telah diterapkan di negara lain, Indonesia dapat mengambil pelajaran berharga dalam merancang program susu gratis yang efektif dan berkelanjutan. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan gizi anak-anak Indonesia.
 
Sejumlah negara disebut sudah melaksanakan pemberian susu gratis dan cukup berhasil meningkatkan kesehatan anak-anak. 
 
Berdasarkan laporan Global Child Nutrition Foundation (GCNF) berjudul School Meal Programs Around the World: Results from the 2021 Global Survey of School Meal Programs, menunjukkan dari 139 negara yang disurvei, 125 negara memiliki setidaknya satu program pemberian makanan berskala besar di sekolah dasar dan sekolah menengah. 
 
Laporan itu menyatakan setidaknya 330,3 juta anak menerima makanan sekolah mulai 2020. Persentase dari seluruh usia anak sekolah dasar dan menengah yang menerima program ini adalah 27 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(AZF)

Sentimen: positif (100%)