TAIPEI, iNews.id - Gempa dahsyat bermagnitudo 7,2 mengguncang Taiwan, Rabu (3/4/2024), sejauh ini menewaskan 9 orang dan melukai 1.000 lebih. Otoritas kegempaan Jepang bahkan menyebut kekuatannya 7,7.

Meski kekuatan gempa Taiwan kali ini besar, bahkan terkuat kedua sejak 25 tahun terakhir, jumlah korban jiwa dan luka tergolong kecil. Lantas apa rahasianya?

Seorang akademisi Universitas Nasional Taiwan yang juga Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nasional untuk Pengurangan Bencana Wu Yih Min mengatakan, sistem tanggap bencana di Taiwan mengalami peningkatan dalam 3 hingga 5 tahun terakhir. 

Selain itu teknologi yang dibuat sangat sesuai dengan kebutuhan penanganan bencana kegempaan. Penerapan teknologi yang lebih baik tersebut berdampak pada minimnya jumlah korban jiwa saat gempa pada Rabu kemarin. 

Taiwan diuntungkan dengan kemampuannya yang memproduksi chip semikonduktor canggih. Kemampuan itu bukan hanya menguntungkan Taiwan dari sisi ekonomi, tapi juga membantu wilayah tersebut dalam menangani kebencanaan.  

“Taiwan terus mengembangkan teknologi ini dan kita memiliki keuntungan,” kata Wu, seraya menambahkan akan lebih sulit bagi wilayah yang tidak memiliki indusri teknologi yang kuat, seperti dilaporkan Bloomberg.

Menurut Wu, sistem tanggap bencana di Taiwan memindai kata-kata kunci dan foto yang diunggah secara online. Hal itu memungkinkan pemerintah mengerahkan sumber daya dengan cepat ke lokasi terdampak parah.

Teknologi tersebut juga bisa mendeteksi sinyal ponsel di daerah yang terkena dampak untuk melacak arus pergerakan manusia. Bukan hanya itu, teknologi memungkinkan untuk mengumpulkan gambar tangkapan layar dari kamera CCTV di seluruh Taiwan guna mengetahui kerusakan.

Keahlian teknologi ini telah menjadikan Taiwan sebagai pemain kunci di pasar global untuk laptop, motherboard, dan perangkat jaringan. Beberapa fasilitas produksi chip dan semikonfuktor sempat terdampak gempa kemarin, namun tak sampai memengaruhi produksi.

Wakil Menteri dari Dewan Sains dan Teknologi Nasional Taiwan Lin Minn Tsong mengatakan saat pabrik-pabrik di science park Taiwan dibangun, setiap perusahaan sudah memperhitungkan aktivitas seismik dalam perencanaan mereka serta memiliki standa operasional prosedur untuk tanggap darurat.

Sistem penanganan bencana gempa juga bekerja efektif pada layanan publik penting. Aliran listrik untuk sekitar 300.000 putus pasca-gempa. Namun perusahaan listrik negara mampu memulihkan pasokan lebih dari dua per tiga rumah terdampak dalam waktu tak sampai 2 jam.
Hanya 3.478 yang masih mengalami pemadaman listrik hingga Rabu sore.

Selain di bidang teknologi, Taiwan juga telah merevisi peraturan tentang struktur bangunan setelah gempa pada 1999 yang menewaskan lebih dari 2.400 orang. 

Sejak itu setiap bangunan didesain untuk tahan terhadap guncangan, meskipun strukturnya permanen. Guncangan gempa Taiwan di Hualien memang merusak banyak bangunan, tapi secara umum tingkat kerusakannya tak sampai membahayakan nyawa. 

Selain itu dengan dukungan dan reaksi cepat petugas penyelamat, jumlah korban bisa diminimalisasi.

Editor : Anton Suhartono

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel: