Sentimen
Negatif (94%)
4 Apr 2024 : 21.57
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Tokoh Terkait

Gerhana Matahari Total 8 April 2024, Benarkah Bumi akan Gelap Selama 3 Hari?

5 Apr 2024 : 04.57 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Gerhana Matahari Total 8 April 2024, Benarkah Bumi akan Gelap Selama 3 Hari?

PIKIRAN RAKYAT - Gerhana Matahari Total (GMT) akan terjadi pada Senin, 8 April 2024. Menyusul kabar tersebut, media sosial dihebohkan dengan berita bahwa bumi akan gelap selama tiga hari. Benarkah bumi akan gelap selama waktu tersebut?

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena GMT ini terjadi ketika bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, sehingga menutupi seluruh permukaan Matahari, yang seharusnya terlihat dari bumi. Saat GMT terjadi, langit akan gelap seperti senja atau fajar.

Benarkah Bumi Akan Gelap Selama 3 Hari karena Gerhana Matahari Total?

BMKG menjelaskan bahwa GMT terjadi pada 8 April 2024. Namun Indonesia tidak akan menjadi jalut totalitas yang dilewati gerhana tersebut.

Wilayah yang dilewati jalur gerhana adalah benua Amerika. Jadi, GMT dapat diamati di wilayah Amerika Utara, Amerika Serikat, dengan alur Gerhana Total melalui Meksiko, Amerika Serikat bagian tengah, dan Kanada bagian timur.

BMKG juga menjelaskan bahwa kabar bumi akan gelap selama tiga hari saat GMT terjadi adalah tidak benar. Memang benar bumi akan gelap saat terjadi GMT, namun bumi gelap karena GMT hanya terjadi beberapa menit dan tidak sampai berhari-hari.

Menurut BMKG, GMT akan terjadi selama beberapa jam. Wilayah yang dilewati jalur GMT memiliki durasi total terpanjang, yakni selama 4 jam 26 detik. Berikut proses global fasae GMT:

Gerhana Sebagian mulai di lokasi awal: 15:42:15 UT Gerhana Total mulai di lokasi awal: 16:38:52 UT Puncak Gerhana: 18:17:21 UT Gerhana Total berakhir di lokasi akhir: 19:55:35 UT Gerhana Sebagian berakhir di lokasi akhir: 20:52:19 UT Ada Ledakan Saat Gerhana Matahari Total 8 April 2024, Benarkah?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa Gerhana Matahari Total akan berlangsung bersamaan dengan fenomena ledakan di Matahari. Ledakan tersebut diakibatkan oleh aktivitas internal di dalam Matahari itu sendiri.

Fenomena ini terkait dengan siklus aktivitas Matahari yang berfluktuasi setiap kira-kira 11 tahun, dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2024.

Para ilmuwan atmosfer global masih belum dapat menentukan secara pasti penyebab fenomena tersebut, namun diperkirakan berkaitan dengan kekuatan magnetik atau reaksi nuklir yang terjadi di dalam Matahari.

Pengaruh aktivitas Matahari terhadap Bumi tergantung pada intensitas ledakan tersebut. Di Bumi, pengaruh utama berupa gangguan pada medan magnet Bumi, atau yang dikenal sebagai Badai Magnet Bumi (Geomagnetic Storm).

Gangguan ini disebabkan oleh ledakan di permukaan Matahari (korona) yang melepaskan plasma besar berisi partikel bermuatan (angin Matahari) dan medan magnet dengan kecepatan tinggi yang menyebar hingga ke magnetosfer Bumi.

Fenomena pelepasan massa korona, yang sering disebut sebagai Coronal Mass Ejection (CME), ini ketika berinteraksi dengan medan magnet Bumi (magnetosfer), menyebabkan partikel bermuatan tersebut dibelokkan oleh lapisan magnetosfer Bumi menuju kutub utara dan selatan.

Magnetosfer Bumi berfungsi sebagai perisai yang melindungi Bumi dari radiasi partikel bermuatan berkecepatan tinggi dari Matahari. Lapisan ini memiliki bentuk mirip lingkaran dengan titik terkuatnya berada pada daerah lintang rendah (dekat khatulistiwa Bumi).

Akibatnya, dampak gangguan Badai Magnet Bumi lebih signifikan dirasakan di daerah lintang tinggi, sedangkan daerah lintang rendah seperti Indonesia cenderung lebih aman. Intensitas gangguan magnet Bumi diukur menggunakan berbagai Indeks magnet Bumi, seperti Indeks K, Indeks Dst, Indeks AE, Indeks aa, Indeks Ap, dan lain-lain.

Selama periode totalitas Gerhana Matahari Total, ledakan di Matahari dapat diamati dengan lebih jelas.

Sayangnya, fenomena ledakan besar Matahari ini hanya dapat diamati dari beberapa lokasi di Bumi, dan Indonesia tidak termasuk di dalamnya. Pengamatan yang ideal dapat dilakukan di wilayah Amerika Utara, termasuk Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.

Dengan demikian, tidak terdapat kaitan langsung antara ledakan di Matahari dengan terjadinya Gerhana Matahari Total (GMT). Namun, selama Gerhana Matahari Total pada 8 April 2024, wilayah yang mengalami GMT akan memiliki kesempatan untuk menyaksikan fenomena alam ledakan di Matahari.***

Sentimen: negatif (94.1%)