Ketika Dai Indonesia Ikut Geliatkan Alquran di Den Haag Belanda
iNews.id Jenis Media: Nasional
DEN HAAG, iNews.id - Dai Ambassador Dompet Dhuafa penugasan Belanda Ustaz Basyir Arif dan Ustaz Moh Masrur ditugaskan ke Belanda untuk membantu mengajarkan Alquran. Mereka bertugas di Den Haag, Belanda, selama Ramadhan 1445 H.
Di kota tersebut berdiri Masjid Al Hikmah yang telah diresmikan sejak 1996 oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda saat itu. Masjid yang dulunya merupakan bangunan gereja itu kemudian dikelola oleh Yayasan Masjid Al Hikmah dan menjadi pusat aktivitas dai ambasador Dompet Dhuafa.
Masjid Al-Hikmah memiliki fungsi masjid yang sama seperti di zaman Rasulullah SAW, yakni tempat pembelajaran anak-anak. Pada masanya, Nabi SAW mengajarkan langsung Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Mas’ud untuk membaca 70 surat.
Setiap hari Ahad, masjid yang terdiri dari dua lantai ini memiliki kegiatan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) khusus anak-anak yang dipimpin Ibu Halimah, dibantu staf admin Ibu Sila S Suwito. Guru-guru di TPQ ini berasal dari diaspora Indonesia. Mereka mengajarkan anak-anak untuk dapat membaca iqra dan menghafal Alquran serta mengajarkan nilai-nilai Islam dan akhlak mulia.
Menariknya, para orang tua yang mengantarkan anak-anak mereka ke TPQ ikut bergabung di lantai dua masjid untuk membaca Alquran secara bersama-sama.
Selain itu, ada pula agenda rutin setiap hari Ahad sore hingga Kamis, selama Ramadhan 1445 H, yakni pengajian kitab Durratun Nashihin dan Arbain Nawawiyyah oleh PCINU Belanda.
Ada pula komunitas Tombo Ati dipimpin Kang Nana Suprianta yang memiliki agenda pengajian dua pekan sekali setiap Ahad. Kemudian, Yayasan Stichting Indahnya Sedekah Nederland juga mengadakan pertemuan tahunannya di masjid ini.
Dai Ambassador Dompet Dhuafa dalam ceramahnya menyambut Ramadhan di Masjid Al Hikmah menyampaikan uraian singkat tentang bulan Alquran.
“Alquran sendiri diturunkan di bulan Ramadhan, tepatnya pada 17 Ramadhan. Maka seyogianya, kita harus lebih dekat dengan Alquran dengan cara banyak membacanya dengan tartil dan tajwid yang benar. Selanjutnya, kita dapat menghafalnya melalui surat-surat pilihan," kata Ustaz Basyir.
Selanjutnya, kata Ustaz Basyir, memahami Alquran dan menafsirkannya melalui pendapat ulama mufassir. Hasilnya diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Setelah semua proses pendekatan Alquran tersebut, maka jadikan Alquran sebagai akhlak dan the way of life dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana Aisyah ummu al-mukminin ditanya apa yang menjadi akhlak Nabi SAW, jawabannya akhlaknya adalah Alquran. Mengapa demikian? Alquran yang jumlahnya 30 juz, 114 surah," ujarnya.
Editor : Anton Suhartono
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:Sentimen: netral (87.7%)