Sentimen
Negatif (99%)
30 Mar 2024 : 07.39
Informasi Tambahan

Kasus: Demam berdarah dengue

Tokoh Terkait
Siti Nadia Tarmizi

Siti Nadia Tarmizi

Melonjak, Kemenkes Catat 38.462 Kasus DBD dan 316 Orang Meninggal

30 Mar 2024 : 14.39 Views 3

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Melonjak, Kemenkes Catat 38.462 Kasus DBD dan 316 Orang Meninggal

Jakarta: Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi membeberkan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Puluhan ribu kasus dilaporkan dari 213 Kabupaten/Kota di Indonesia. "Kalau kasus DBD pada minggu ke 12 tahun 2024 itu capai 38.462 kasus dan angka kematiannya 316 kasus ya," kata Nadia saat dihubungi, Jumat, 29 Maret 2024. Angka tersebut terbilang sangat tinggi ketimbang 2023. Pada pekan ke 12 tahun lalu, kasus DBD hanya 17.434 kasus sementara di 2024 meningkat 2 kali lipat.   "Begitu juga angka kematian yang meningkat di pekan ke 12 tahun lalu itu 118 kasus. Sementara tahun ini di periode sama sudah 316 kasus," ujar dia. Ia mengimbau masyarakat yang memiliki gejala DBD untuk ke fasilitas kesehatan. Gejala meliputi muntah terus menerus, nyeri perut, kaki dan tangan pucat, nadi melemah, lesu, urin yang menurun, dan sebagainya. Meningkatnya kasus DBD di Indonesia dikarenakan faktor cuaca yang pengaruhi siklus kehidupan nyamuk yang juga meningkat. Faktor-faktor penyebabnya karena pergeseran, climate change akan mempengaruhi penyakit. Salah satunya juga seperti DBD karena ada El Nino, pergeseran dari musim kemarau yang memanjang menjadi musim hujan. Perubahan cuaca mempengaruhi nyamuk juga karena siklus kehidupan nyamuknya dari bertelur menjadi nyamuk dewasa juga menjadi lebih cepat. Alhasil terjadi peningkatan nyamuk aedes aegypti. 

Jakarta: Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi membeberkan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Puluhan ribu kasus dilaporkan dari 213 Kabupaten/Kota di Indonesia.
 
"Kalau kasus DBD pada minggu ke 12 tahun 2024 itu capai 38.462 kasus dan angka kematiannya 316 kasus ya," kata Nadia saat dihubungi, Jumat, 29 Maret 2024.
 
Angka tersebut terbilang sangat tinggi ketimbang 2023. Pada pekan ke 12 tahun lalu, kasus DBD hanya 17.434 kasus sementara di 2024 meningkat 2 kali lipat.
 
"Begitu juga angka kematian yang meningkat di pekan ke 12 tahun lalu itu 118 kasus. Sementara tahun ini di periode sama sudah 316 kasus," ujar dia.
Ia mengimbau masyarakat yang memiliki gejala DBD untuk ke fasilitas kesehatan. Gejala meliputi muntah terus menerus, nyeri perut, kaki dan tangan pucat, nadi melemah, lesu, urin yang menurun, dan sebagainya.
 
Meningkatnya kasus DBD di Indonesia dikarenakan faktor cuaca yang pengaruhi siklus kehidupan nyamuk yang juga meningkat. Faktor-faktor penyebabnya karena pergeseran, climate change akan mempengaruhi penyakit. Salah satunya juga seperti DBD karena ada El Nino, pergeseran dari musim kemarau yang memanjang menjadi musim hujan.
 
Perubahan cuaca mempengaruhi nyamuk juga karena siklus kehidupan nyamuknya dari bertelur menjadi nyamuk dewasa juga menjadi lebih cepat. Alhasil terjadi peningkatan nyamuk aedes aegypti. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ADN)

Sentimen: negatif (99.8%)