Menteri PPPA Bantah Kasus Perundungan di Pesantren Meningkat
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati membantah kasus perundungan meningkat di pesantren. Terungkapnya kasus itu di lapangan karena dua faktor pendukung. "Kedua faktor itu adalah pertama yakni media sosial (medsos) yang memudahkan publik mengetahui adanya perundungan," jelas I Gusti Ayu Bintang saat dikutip dari Antara, Kamis, 28 Maret 2024. Faktor kedua yaitu keberanian korban dan keluarga melaporkan kekerasan yang dialami. Hal itu tak lepas dari keberadaan media sosial (medsos). Menurut dia, ruang-ruang pendidikan misalnya asrama atau pesantren mestinya menjadi tempat aman. Apalagi asrama yang berbasis agama. “Mereka ada di pendidikan asrama berbasis agama harapan para orang tua pasti anak-anaknya aman dan nyaman,” ungkap dia. Khusus di pesantren, pihaknya telah melakukan koordinasi lintas kementerian lembaga. Salah satunya dengan Kementerian Agama (Kemenag) sebagai kementerian yang membawahi pesantren. “Kalau bicara soal perundungan, kekerasan di pendidikan asrama berbasis agama, ini koordinasi intens sudah kami lakukan dengan kementerian agama,” sebut dia. Dia mengatakan, upaya tersebut sangat penting. Sebab, penyelesaian masalah bukan hanya tingkat di bawah saja, tapi juga level pembuat kebijakan. “Bahwa untuk bicara soal kekerasan kita kan tidak hanya menyelesaikan di hilir saja, hulunya juga menjadi amat penting," ujar dia.
Jakarta: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati membantah kasus perundungan meningkat di pesantren. Terungkapnya kasus itu di lapangan karena dua faktor pendukung."Kedua faktor itu adalah pertama yakni media sosial (medsos) yang memudahkan publik mengetahui adanya perundungan," jelas I Gusti Ayu Bintang saat dikutip dari Antara, Kamis, 28 Maret 2024.
Faktor kedua yaitu keberanian korban dan keluarga melaporkan kekerasan yang dialami. Hal itu tak lepas dari keberadaan media sosial (medsos).
Menurut dia, ruang-ruang pendidikan misalnya asrama atau pesantren mestinya menjadi tempat aman. Apalagi asrama yang berbasis agama.
“Mereka ada di pendidikan asrama berbasis agama harapan para orang tua pasti anak-anaknya aman dan nyaman,” ungkap dia.
Khusus di pesantren, pihaknya telah melakukan koordinasi lintas kementerian lembaga. Salah satunya dengan Kementerian Agama (Kemenag) sebagai kementerian yang membawahi pesantren.
“Kalau bicara soal perundungan, kekerasan di pendidikan asrama berbasis agama, ini koordinasi intens sudah kami lakukan dengan kementerian agama,” sebut dia.
Dia mengatakan, upaya tersebut sangat penting. Sebab, penyelesaian masalah bukan hanya tingkat di bawah saja, tapi juga level pembuat kebijakan.
“Bahwa untuk bicara soal kekerasan kita kan tidak hanya menyelesaikan di hilir saja, hulunya juga menjadi amat penting," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ABK)
Sentimen: positif (80%)