FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo mengaku mendapat tawaran jadi menteri di kabinet Prabowo Subianto. Namun menolaknya.

Sikap kader PDIP itu dinilai tepat oleh Imam Islamic Center of New York, Amerika Serikat, Shamsi Ali. Menurutnya, memang hanya orang yang rakus yang menerima tawaran demikian.

“Memang hanya orang rakus akan menerima jadi Menteri mantan rivalnya di Pilpres,” kata Shamsi Ali dikutip daei unggahannya di X, Rabu (27/3/2024).

Ia memberi contoh Pilpres sebelumnya. Diketahui Prabowo menerima posisi menteri dari Jokowi, yang merupakan rivalnya di dua kali Pilpres berturut-turut.

“Kayak yang lalu lah!” ucapnya.

Apalagi, kata dia, Prabowo kala itu menerima tawaran Jokowi atas nama rekonsiliasi dan persatuan. Padahal, menurutnya, itu hanya dalih saja.

“Atas nama “rekonsiliasi” atau “persatuan” itu cover saja. Sejatinya adalah “ tidak tahan di luar kekuasaan,” pungkasnya.

Ganjar sendiri tidak hanya menilak tawaran menteri di kabinet Prabowo. Tapi juga menyarankan agar jabatan itu diberi pada yang lain saja.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menegaskan dirinya memilih di luar kekuasaan. Dengan begitu, menurutnya, akan ada oposisi.
(Arya/Fajar)

Ganjar Mengaku Tolak Tawaran Menteri, Shamsi Ali: Hanya Orang Rakus Jadi Menteri Mantan Rivalnya

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo mengaku mendapat tawaran jadi menteri di kabinet Prabowo Subianto. Namun menolaknya.

Sikap kader PDIP itu dinilai tepat oleh Imam Islamic Center of New York, Amerika Serikat, Shamsi Ali. Menurutnya, memang hanya orang yang rakus yang menerima tawaran demikian.

“Memang hanya orang rakus akan menerima jadi Menteri mantan rivalnya di Pilpres,” kata Shamsi Ali dikutip daei unggahannya di X, Rabu (27/3/2024).

Ia memberi contoh Pilpres sebelumnya. Diketahui Prabowo menerima posisi menteri dari Jokowi, yang merupakan rivalnya di dua kali Pilpres berturut-turut.

“Kayak yang lalu lah!” ucapnya.

Apalagi, kata dia, Prabowo kala itu menerima tawaran Jokowi atas nama rekonsiliasi dan persatuan. Padahal, menurutnya, itu hanya dalih saja.

“Atas nama “rekonsiliasi” atau “persatuan” itu cover saja. Sejatinya adalah “ tidak tahan di luar kekuasaan,” pungkasnya.

Ganjar sendiri tidak hanya menilak tawaran menteri di kabinet Prabowo. Tapi juga menyarankan agar jabatan itu diberi pada yang lain saja.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menegaskan dirinya memilih di luar kekuasaan. Dengan begitu, menurutnya, akan ada oposisi.
(Arya/Fajar)