Negara Ini Putus Hubungan Militer dengan AS, Ada Apa?
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Niger resmi mengakhiri perjanjian militer dengan Amerika Serikat (AS) karena kontrak dinilai sangat tidak adil dan tidak memenuhi kepentingan masyarakat negaranya.
Melansir dari CNN International, pemerintah militer Niger mengumumkan bahwa pihaknya resmi mengakhiri kontrak dengan AS yang mengizinkan personel militer dan staf dari Departemen Pertahanan untuk beroperasi di Niger.
Adapun, keputusan ini diambil beberapa hari setelah Niger mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan pejabat diplomatik dan militer AS pada pekan lalu. Menurut Juru Bicara Militer Niger, Kolonel Mayor Amadou Abdramane, perjanjian yang disepakati pada 2012 itu telah melanggar "aturan konstitusional dan demokratis" kedaulatan negara Afrika Barat.
"Dengan mempertimbangkan aspirasi dan kepentingan rakyat, Pemerintah Niger memutuskan dengan penuh tanggung jawab untuk segera membatalkan perjanjian yang berkaitan dengan status personal militer AS dan pegawai sipil Departemen Pertahanan Amerika di wilayah Republik Niger," ujar Abdramane, dikutip Minggu (24/3/2024).
"Perjanjian ini tidak hanya sangat tidak adil secara substansi tetapi juga tidak memenuhi aspirasi dan kepentingan masyarakat Niger," lanjutnya.
Pengumuman tersebut muncul setelah kunjungan tiga hari delegasi senior AS ke Niger minggu ini. Abdramane mengatakan bahwa delegasi AS diterima dengan "sopan santun" dan "tidak menghormati praktik diplomatik" dengan tidak memberikan informasi mengenai tanggal kedatangannya, komposisi delegasi, dan tujuan kunjungan.
Menurut Abdramane, selama pertemuan para pejabat Niger dan AS membahas transisi militer di Niger dan kerja sama militer antara kedua negara.
"Pemerintah Niger menyesali keinginan delegasi Amerika untuk menolak hak rakyat Niger untuk memilih mitra mereka dan jenis kemitraan yang mampu membantu mereka benar-benar memerangi teroris," kata Abdramane.
Abdramane menyebutkan bahwa Niger dengan tegas mengecam sikap merendahkan AS.
"Sikap ini kemungkinan besar akan merusak kualitas hubungan kita yang telah berusia berabad-abad dan merusak kepercayaan antara kedua pemerintah kita," ujarnys.
Selain itu, Abdramane juga menolak apa yang disebutnya sebagai tuduhan adanya kesepakatan rahasia yang dibuat antara Niger, Rusia, dan Iran.
Niger pernah menjadi mitra regional utama bagi AS, tetapi hubungan keduanya memburuk sejak junta militer mengklaim kekuasaan pada Juli 2023 dalam peristiwa yang secara resmi ditetapkan AS sebagai kudeta.
Sejak itu, AS telah menarik sebagian besar dari 1.100 tentaranya yang ditempatkan di Niger.
Pejabat senior Pentagon percaya bahwa mempertahankan kehadiran di Niger sangat penting dalam upaya mengatasi terorisme di wilayah tersebut. Pada Oktober, Pentagon mengatakan pihaknya masih menilai bagaimana perubahan tersebut akan berdampak pada sekitar 1.000 tentara AS yang ditempatkan di negara tersebut.
Dalam surat yang dikirimkan ke Kongres pada Desember 2023, Presiden Joe Biden mencatat bahwa sekitar 648 personel militer AS masih dikerahkan ke Niger.
[-]
-
China Kirim Jet Tempur, 'Ancam' Pesawat AS di Selat Taiwan(Rindi Salsabilla Putri/mkh)
Sentimen: positif (65.3%)