Sentimen
Positif (66%)
22 Mar 2024 : 19.54
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Karet

Menteri ESDM Belum Setuju Usulan Tambahan Industri Penikmat Gas Murah

23 Mar 2024 : 02.54 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Menteri ESDM Belum Setuju Usulan Tambahan Industri Penikmat Gas Murah

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan belum ada keputusan mengenai kelanjutan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) sebesar US$ 6 per MMBTU usai 2024.

Arifin mengungkapkan hal tersebut terjadi lantaran Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berhalangan hadir, dalam Rapat Koordinasi yang membahas mengenai HGBT di Kementerian ESDM hari ini.

"Tadi rapat yang datang cuma dua. Menperin gak datang, ada kesibukan barangkali. Jadi belum selesai," kata dia ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (22/3/2024).

-

-

Adapun dari pertemuan yang digelar sekitar pukul 10.00 WIB hingga 11.00 WIB tersebut hanya dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.

Arifin mengakui bahwa saat ini terdapat permintaan perluasan untuk sektor industri penerima insentif HGBT dari Kementerian Perindustrian. Namun demikian, hal tersebut masih memerlukan evaluasi lebih lanjut. "Ya kan harus dievaluasi dulu gasnya cukup apa enggak, kemampuan negara juga," kata dia.

Sebelumnya, Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan serapan gas bumi dari sektor industri penerima HGBT sejatinya sudah mulai membaik pada tahun lalu. Meski demikian, realisasinya belum mencapai 100 persen dari alokasi yang ditetapkan pemerintah.

"Penyerapan 7 industri kami lihat secara umum sudah membaik di 2023 realisasinya di atas 90 persen. Kenapa tidak terserap 100 persen, ini sedang kita lakukan evaluasi, dan memang faktornya cukup banyak," kata dia dalam sebuah acara webinar, Rabu (28/2/2024).

Kurnia menjelaskan setidaknya ada beberapa faktor yang membuat penyerapan gas penerima HGBT belum sepenuhnya. Pertama, faktor dari sisi hulu itu sendiri, dimana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.

"Mengakibatkan ada alokasi yang sudah direncanakan dalam kepmen jadi ada sedikit fluktuasi kadang meningkat dan mungkin ada penurunan," ujarnya.

Kedua, dari sisi midstream dan downstream, di mana terdapat beberapa industri yang belum mampu menyerap gas karena adanya kendala operasional atau karena adanya turn around. "Mungkin sedang shutdown sementara atau dapat alternatif energi, kami sedang lakukan pendalaman," kata dia.

Sebagaimana diketahui, sebanyak tujuh sektor industri penikmat HGBT saat ini terdiri atas sektor industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, hingga sarung tangan karet. Seluruhnya mendapatkan pasokan gas di bawah harga pasar yakni US$ 6 per MMBTU.


[-]

-

Gegara Harga Gas Industri Murah, Penerimaan Negara Anjlok Rp15,68 T
(pgr/pgr)

Sentimen: positif (66.7%)