Sentimen
Negatif (98%)
20 Mar 2024 : 09.59
Informasi Tambahan

Agama: Hindu

Grup Musik: APRIL

Kasus: nepotisme

Tokoh Terkait

Panas Pemilu India, Rahul Gandhi Pimpin Kekuatan Oposisi Lawan Modi

20 Mar 2024 : 16.59 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Panas Pemilu India, Rahul Gandhi Pimpin Kekuatan Oposisi Lawan Modi

Jakarta, CNBC Indonesia - India akan memulai pemilihan umum (pemilu) pada 19 April mendatang. Pemilihan ini merupakan yang terbesar di dunia, dengan daftar pemilih mencapai 969 juta, dan dilaksanakan hingga 1 Juni mendatang.

Para warga Negeri Hindustan akan memilih 543 politisi untuk Lok Sabha, majelis rendah parlemen. Di sisi lain, juga ada dua figur lain yang dicalonkan, menjadikan jumlah kursi di lembaga itu mencapai 545.

Nantinya, jumlah anggota Lok Sabha akan berpengaruh kepada keputusan siapa yang akan menjadi Perdana Menteri negara itu. Saat ini, Perdana Menteri Narendra Modi sedang mencari periode ketiga di jabatannya.

-

-

Namun perjuangan Modi menemui kelompok oposisi yang dipimpin Rahul Gandhi. Pada Minggu malam lalu, Gandhi dan sejumlah pemimpin dari partai oposisi lainnya meluncurkan rapat umum besar-besaran kampanye pemilihan Aliansi Pembangunan Inklusif Nasional India (INDIA).

Aliansi INDIA berharap untuk menantang Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Modi, yang dalam beberapa waktu belakangan dituding menggunakan agama sebagai bahan kampanye.

Pesan politik

Saat berpidato di rapat umum tersebut, Gandhi menegaskan bahwa perjuangan aliansi INDIA bukanlah melawan partai politik atau figur tertentu melainkan demi visi India ke depan.

"Ada kata 'Shakti' dalam agama Hindu. Kami berperang melawan Shakti. Pertanyaannya, apakah Shakti itu? Jiwa raja ada di EVM (Electronic Voting Machine) dan setiap institusi negara, termasuk Direktorat Penegakan (ED), Biro Investigasi Pusat (CBI) dan departemen Pajak Penghasilan," ujarnya

Beberapa politisi penting dari aliansi INDIA, seperti ketua Kongres Mallikarjun Kharge, Ketua Menteri negara bagian Tamil Nadu MK Stalin, mantan Ketua Menteri negara bagian Maharashtra Uddhav Thackeray, dan mantan ketua menteri Maharashtra, juga menghadiri rapat umum tersebut.

"Kemenangan nyata Bharat Jodo Nyay Yatra (Pawai Menyatukan India untuk Keadilan) gagasan Rahul Gandhi adalah mengalahkan BJP dan merebut Delhi," kata Stalin.

Citra Gandhi

Kampanye dan pawai yang dilakukan Gandhi ini dinilai positif beberapa pihak. Hal ini dinilai dapat meraup masukan dari beberapa kalangan di India yang termarjinalkan.

"Yatra ini bukan tentang kemegahan politik atau hal-hal yang membuat dada berdebar-debar. Ini sejujurnya tentang menjangkau orang-orang di lapangan, mendengar suara mereka dan menjadi suara mereka. Dalam aspek ini, ini merupakan kesuksesan besar," kata Aiyshwarya Mahadev, juru bicara Partai Kongres Nasional India.

Namun banyak orang India yang tidak yakin. BJP sering kali secara mengejek menyebut aksi-aksi yang dihina oleh Gandhi sebagai aksi yang dirancang untuk "memecah", bukan "menyatukan", India.

Ujal Bhatia, mantan pegawai negeri sipil India, mengatakan dia tidak percaya bahwa demonstrasi Gandhi akan menghasilkan perolehan suara di Kongres.

"Narasi BJP menguasai sebagian besar negara, Hindutva, pemerintahan yang kuat ditambah paham kesejahteraan yang memberikan obat-obatan kepada masyarakat miskin," katanya kepada Al Jazeera.

Hindutva mengacu pada ideologi politik mayoritas Hindu dari BJP. Modi, selama satu dekade berkuasa, juga telah memulai rangkaian skema kesejahteraan yang menargetkan perempuan dan kelompok masyarakat yang secara tradisional kurang beruntung, meskipun para kritikus mempertanyakan klaim pemerintah mengenai skala pelaksanaan program-program tersebut.

"Rahul akan mendapatkan banyak kesan baik dari perjalanannya tetapi kader Kongres lemah dan keluarga Gandhi enggan menyerahkan kekuasaan kepada para pemimpin regional," tambah Bhatia.

Raj Malhotra, seorang pengacara berusia 33 tahun dari Bangalore, memiliki pandangan serupa. Ia menyebut Gandhi saat ini terganggu oleh citra 'pappu' yang dilemparkan BJP. Diketahui, pappu adalah kata yang merendahkan dalam bahasa India Utara untuk seseorang yang bodoh secara intelektual.

Apalagi, Gandhi juga akrab dengan tudingan nepotisme dan politik dinasti. Diketahui, ia merupakan putra dari mantan Perdana Menteri India, Rajiv Gandhi.

"Meskipun Rahul Gandhi mungkin masih menjadi kandidat yang layak, dia menderita karena dianggap sebagai "pappu" oleh pabrik propaganda BJP. Partai benar-benar perlu melihat ke dalam dan menyelesaikan kekacauan internalnya," pungkasnya.


[-]

-

PM India Modi Beri Selamat ke Prabowo, Sebut Presiden Baru
(luc/luc)

Sentimen: negatif (98.4%)