Jokowi dan Gibran Diisukan Merapat ke Golkar, PDIP Angkat Bicara

20 Mar 2024 : 08.32 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Jokowi dan Gibran Diisukan Merapat ke Golkar, PDIP Angkat Bicara

PIKIRAN RAKYAT - Isu akan bergabungnya Joko Widodo (Jokowi) dan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka ke Partai Golkar direspons Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Bahkan, nama Jokowi disebut-sebut akan memimpin sebagai ketua umum partai tersebut.

"Kalau kita lihat banyak dinamika, tapi apa yang terjadi di PDI Perjuangan saya pikir juga akan membangun kesadaran elite bahwa politik itu memerlukan suatu karakter yang baik," kata Hasto di Sekretariat Dewan Pimpinan Nasional Barikade 98, Cikini, Jakarta Pusat pada Senin, 18 Maret 2024.

Jokowi dan Gibran diketahui merupakan kader PDI Perjuangan. Gibran maju mencalonkan sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo Subianto yang maju menjadi capres.

Di sisi lain, PDI Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai pasangan capres dan cawapres. Karena Gibran maju mencalonkan diri, ada dugaan campur tangan Jokowi di Pemilu 2024.

"Politik itu bukan sekadar elektoral, politik itu membangun peradaban, politik itu kehidupan politik itu digerakkan oleh bagaimana kita merespons, kehendak rakyat bertanggung jawab pada masa depan, itu yang akan mewarnai," kata Hasto.

Hasto kemudian mengapresiasi gerakan yang muncul di di masyarakat sipil, kampus hingga pakar yang memprotes dugaan kecurangan Pemilu 2024 sekaligus berusaha menyelamatkan nilai demokrasi.

Munas Partai Golkar

Partai Golkar akan menyelenggarakan musyawarah nasional (munas) pada Desember 2024. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo sebelumnya sempat menyebut empat nama masuk bursa bakal calon ketum Golkar.

Empat nama tersebut antara lain, nama dia sendiri, Airlangga Hartarto, Bahlil Lahadalia, Agus Gumiwang Kartasasmita.

"Kami sampaikan ada suatu jurang yang membedakan. karena ini berkaitan dengan karakter. Kami partai yang memiliki tanggung jawab sejarah, yang memiliki suatu nilai-nilai perjuangan dari Bung Karno, dari Bu Mega ketika menentang rezim yang sangat otoriter Soeharto selama 32 tahun," kata Hasto.***

Sentimen: negatif (95.5%)