Legislator DKI Anggap Kemarau Terlambat Bisa Jadi Berkah tapi Perlu Waspada
Detik.com Jenis Media: Metropolitan
BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi pada April 2024, sedangkan untuk wilayah Jakarta diprediksi mundur dimulai bulan Mei. Komisi D DPRD DKI Jakarta menilai mundurnya awal musim kemarau di Jakarta sebagai berkah tapi perlu diwaspadai.
"Berkah tapi juga perlu waspada," kata Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta, Syarif, kepada wartawan, Minggu (17/3/2024).
Bagi warga Jakarta yang biasa terkena banjir, menurut Syarif, musim kemarau menjadi berkah. Namun, perlu waspada juga terkait kualitas udara Jakarta.
"Berkahnya kan buat sebagian masyarakat senang juga karena sudah ganti musim yang artinya menambah kemajuan," ujar Syarif.
"Buat yang langganan banjir musim kemaru berkah. Buat yang usahanya hanya di musim panas berkembang ya ini berkah. Kegiatan ekonomi produksi di musim panas tentu naik dari biasanya," imbuhnya.
BMKG sebelumnya memprediksi awal musim kemarau terjadi pada April 2024. Untuk wilayah Jakarta, BMKG memprediksi musim kemarau dimulai bulan Mei.
"BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya monsun Australi pada April 2024 yang akan dimulai dari NTT, NTB dan Bali. Lalu wilayah Jawa, kemudian mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Mei hingga Agustus 2024," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada Konferensi Pers Prakiraan Musim Kemarau Tahun 2024 di Wilayah Indonesia dan Updating Kondisi Cuaca, Jumat (15/3).
Dijelaskan juga terdapat 699 zona musim (ZOM) di Indonesia, di mana 90 ZOM di antaranya diprediksi masuk musim kemarau pada April 2024. Kemudian untuk wilayah Jakarta di bulan Mei 2024.
"90 ZOM atau 13 persen diprediksi akan masuk kemarau pada April 2024 yaitu di sebagian Bali, NTT, NTB, pesisir utara dari Banten, Jakarta dan Jabar, maksudnya pesisir utara Jawa Barat dan bagian pesisir Jawa Timur sebanyak 133 ZOM atau 19 persen wilayah akan memasuki kemarau pada bulan Mei 2024 yang meliputi wilayah Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua dan Papua Selatan," jelasnya.
(rfs/imk)Sentimen: positif (92.8%)