Sentimen
Negatif (100%)
14 Mar 2024 : 18.40
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Jabodetabek

Tokoh Terkait
Erma Yulihastin

Erma Yulihastin

Mudik Lebaran 2024 Bakal Basah, Tradisi Pulang Kampung Berpotensi Diguyur Hujan

15 Mar 2024 : 01.40 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Mudik Lebaran 2024 Bakal Basah, Tradisi Pulang Kampung Berpotensi Diguyur Hujan

PIKIRAN RAKYAT - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi momen mudik Lebaran 2024 akan diguyur hujan. Bahkan, pada periode Maret-April 2024, potensi kuat terjadi curah hujan ekstrem.

Hari Raya Idul Fitri 2024 akan jatuh pada 10-11 April 2024. Sedangkan cuti bersama Idul Fitri 2024 ditetapkan selama empat hari, yakni 8, 9, 12, dan 15 April 2024.

"Pertama, harus sadari ada sedikit perpanjangan dari musim hujan yang kita kira puncaknya sudah berakhir di bulan Februari," ucap Pakar Klimatologi BRIN, Erma Yulihastin pada Kamis 14 Maret 2024.

"Akan tetapi, ketika masuk bulan Maret dan April masih ada potensi curah hujan meningkat bahkan ekstrem," ujarnya menambahkan.

Menurut Erma Yulihastin, Indonesia pada periode 18 Maret 2024 akan mengalami kondisi cuaca tidak baik. Pada periode tersebut, Indonesia akan terkena gangguan cuaca Siklonik.

"Gangguan Siklonik sudah jelas di Perairan Selatan Jawa. Sekarang, bahkan terbentuk dua lagi yang ada di bagian timur di selatannya Nusa Tenggara," katanya.

Erma Yulihastin menjelaskan, gangguan Siklonik ini terjadi akibat pertemuan gelombang-gelombang di atmosfer. Di satu sisi, pertemuan gelombang-gelombang di atmosfer inilah yang akan berperan untuk menahan gangguan Siklonik.

"Artinya menahan sehingga Siklonik tadi itu tidak cepat menyeluruh, tidak cepat menjauh menuju ke Australia. Namun mungkin akan agak lama, kita sebutnya sistemnya kemudian menjadi stasioner," tuturnya.

Pulau Jawa Tertutup Bibit Siklon

Dari penampakan citra satelit per Rabu 13 Maret 2024, Pulau Jawa tertutup awan siklon sekira pukul 22.20 WIB. Bibit siklon ini sudah nampak sejak 11 Maret 2024 kemarin, dan mendekat wilayah Jabodetabek.

Berdasarkan citra satelit Himawari-9 IR Enhanced, pengamatan radiasi dilakukan pada panjang gelombang 10,4 mikrometer. Semakin dingin suhu puncak awan, akan ditandai dengan warna jingga hingga merah.

Pada bagian yang berwarna jingga atau merah, berarti pertumbuhan awan yang signifikan telah terjadi. Hal itu berpotensi memicu terbentuknya awan cumulonimbus.

Erma Yulihastin sebelumnya sudah memperingatkan adanya pergerakan bibit siklon 91S menuju Jabodetabek. Dia menyatakan kemunculan bibit siklon adalah hal yang sangat langka.

Bahkan bibit siklon yang terjadi sebelumnya adalah saat banjir besar di Jakarta tahuj 2002. Akibat bibit siklon tersebut pula, Jakarta tahun 2002 diguyur hujan selama berhari-hari pada dini hari.

“Bibit siklon 91S semakin mendekat Jabodetabek. Ini adalah event langka yg mengulang penyebab banjir besar Jakarta 2002 karena vorteks telah menyebabkan hujan dinihari yg persisten selama berhari-hari di Jakarta. Saya menyeret tim ke lapangan untuk memantau efek badai 91S ini,” ujar Erma Yulihastin.

Apa Itu Awan Siklon?

Awan siklon yang sering dijumpai di Indonesia adalah Siklon Tropis. Siklon ini memiliki ukuran yang sangat besar, dan disertai angin kencang dengan gumpalan awan.

Siklon tropis memicu dampak serius bagi tempat yang dilaluinya. Dampak yang sering terjadi adalah angin kencang, hujan deras berjam-jam, bahkan berhari-hari yang memicu banjir, gelombang tinggi, dan gelombang badai.

Apabila ada di laut, siklon tropis memicu adanya gelombang tinggi, hujan deras, dan angin kencang. Hal ini bisa mengganggu pelayaran internasional dan berpotensi menenggelamkan kapal. Siklon tropis bisa memutar air dan menimbulkan gelombang laut yang tinggi.

Jika siklon tropis ditemui di daratan, bisa memicu angin kencang yang merusak atau meghancurkan kendaraan, bangunan, jembatan dan benda lain. Siklon tropis bisa mengubahnya menjadi puing yang mematikan.

Akan tetapi, dampak paling buruk dan paling parah adalah badai, atau peningkatan tinggi permukaan laut akibat siklon tropis. Dampak yang terjadi di lautan ini bisa mencapai daratan.

Bahkan menurut sejarah, 90 persen siklon tropis bersifat mematikan. Jika perputaran siklon tropis bisa mencapari daratan dan vertical wind shear di sekelilingnya, maka bisa menghasilkan tornado.***

Sentimen: negatif (100%)