Diam-Diam RI Dikepung Minuman Ringan Impor, Bikin Tekor Neraca Dagang
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memaparkan bahwa ekspor produk minuman ringan Indonesia tahun 2022 sebesar US$ 99 juta, dan importasinya sebesar US$ 129 juta. Hal ini membuat minuman ringan memiliki kontribusi besar kepada defisit neraca dagang Indonesia.
Merespons hal itu, Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Prijosoesilo mengatakan, importasi minuman dalam kemasan memang telah menjadi pekerjaan rumah (PR) pihaknya, untuk bagaimana bisa membuat industri minuman dalam negeri menjadi tuan rumah di negaranya sendiri, atau di Indonesia.
"Sebenarnya, kalau dari sisi impor minuman dalam kemasan sendiri memang ini menjadi PR juga, bagaimana kita bisa membuat industri kita menjadi tuan rumah," kata Triyono saat ditemui wartawan di Hotel Mercure, Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Triyono menyebut, biasanya produk minuman dari luar negeri lebih banyak ditemukan di daerah-daerah perbatasan. Yang mana di sana, katanya, lebih mudah mendatangkan produk impor dari luar negeri ketimbang mengirimkan produk buatan dalam negeri.
Foto: CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)(kiri) Ketua Umum ASRIM Triyono Prijosoesilo, (tengah) Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin Merrijantij Punguan Pintarian, (kanan) Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
"Karena lokasi yang jauh, mungkin dari sisi ketersediaan dan struktur logistik yang kurang siap. Nah hal-hal ini yang perlu menjadi perhatian," ujarnya.
Untuk itu, ASRIM berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam upayanya melakukan perbaikan infrastruktur, karena itu merupakan satu bagian dari kemudahan pihaknya dalam mengirimkan produk.
"Kami mendukung sekali pemerintah yang sudah melakukan perbaikan infrastruktur, sehingga produk-produk kami lebih available (tersedia) di market," pungkasnya.
[-]
-
Ekspor RI ke China Merosot di Akhir Tahun, Kok Bisa?(wur)
Sentimen: positif (98.1%)