Meningkatnya Dukungan ke PSI Pertanda Publik Butuh Perubahan, Pakar: Wajah Lama Diragukan
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Pengamat politik Boni Hargens turut berkomentar soal meningkatnya dukungan untuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ia menilai hal itu sebagai pertanda bahwa masyarakat membutuhkan perubahan.
"Kalau PSI mengalami suatu lonjakan, buat saya masuk akal karena ada di dalam fase sejarah," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Kamis, 7 Maret 2024.
"Orang mengejar perubahan, menuntut adanya perubahan. Bukan dalam hal-hal fisik saja, melainkan paradigma pembangunan," ujarnya.
Perubahan itu lah yang tidak dirasakan oleh para pemilih pada tahun ini yang sebagian besar merupakan anak muda. Mereka pun mulai mencari wadah baru usai rasa percayanya kepada institusi maupun organisasi yang dijalankan oleh wajah-wajah lama hilang.
Dengan begitu, beberapa partai politik pun dianggap sebagai pembawa perubahan.
"Mereka ragukan kita orang dulu, institusi-institusi dulu yang mungkin sudah mapan, lalu mereka mencari tempat baru untuk menaruh kepercayaan mereka. PSI salah satunya, Perindo itu juga salah satu contoh," ucapnya.
Menurutnya, hal tersebut menjadi penyebab utama mengapa dukungan terhadap PSI meningkat di sejumlah daerah.
Dugaan Penggelembungan Suara PSIDalam kesempatan yang sama, Boni juga mengomentari dugaan penggelembungan suara PSI yang ramai diperbincangkan oleh publik akhir-akhir ini. Menurutnya, kecurigaan dalam hal itu tak langsung ditujukan kepada PSI.
Mengingat, asal muasal polemik tersebut bermula dari sistem aplikasi penghitung cepat milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bermasalah.
"Kecurigaan itu dalam pengamatan saya, itu sebetulnya lahir dari aplikasi yang tidak trustworthy itu," tuturnya.
Dengan begitu, muncul lah anggapan bahwa PSI terlibat dalam kecurangan penggelembungan suara.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie pun telah buka suara mengenai hal itu. Ia menilai penambahan suara yang terjadi selama rekapitulasi penghitungan suara merupakan hal yang wajar.
"Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," tuturnya.***
Sentimen: netral (49.2%)