Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Berdikari
Tokoh Terkait
Amran Sulaiman
Berbagi Kisah Swasembada Melalui Bedah Buku "Menjaga Keberlanjutan Swasembada Pangan"
Rakyatku.com Jenis Media: News
"Kita sudah mencetak beberapa kali sejarah swasembada pangan dan terkait dengan produksi beras kita ada TRH (teknologi revolusi hijau) yang didampingi atau dikawal langsung oleh kementerian pertanian di lapangan," katanya.
RAKYATKU.COM -- Kementerian Pertanian (Kementan) bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), mengadakan Talkshow dengan tema Indonesia Swasembada Pangan sekaligus bedah buku berjudul "Menjaga Keberlanjutan Swasembada Pangan".
Buku ini ditulis oleh Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri.
"Buku ini kami buat untuk mendokumentasikan apa yang sudah dilakukan oleh Kementerian Pertanian di masa lalu hingga saat ini terkait dengan menciptakan swasembada pangan di Indonesia," ujar Kuntoro di Perpusnas RI, Rabu, (6/3/2024).
Baca Juga : Kementan Ajak Generasi Muda Perkuat Literasi Sejarah Pertanian Indonesia
Dari alurnya, buku ini memuat empat bab berisikan cerita panjang perjalanan dan upaya keras Bangsa Indonesia untuk mewujudkan swasembada pangan dari masa ke masa.
Salah satu bab bahkan menceritakan secara detail apa yang disebut dengan inovasi pertanian. Sementara pada bagian lain, ulasannya kongkrit pada teknologi dan perjuangan Indonesia dalam mewujudkan kemandirian pangan.
"Kita sudah mencetak beberapa kali sejarah swasembada pangan dan terkait dengan produksi beras kita ada TRH (teknologi revolusi hijau) yang didampingi atau dikawal langsung oleh kementerian pertanian di lapangan," katanya.
Baca Juga : Mentan Amran Dorong Kemen ATR/BPN Beri Legalitas Jutaan Hektar Sawah Indonesia
Lebih lanjut Kuntoro menjabarkan, buku ini merupakan bagian dari ikhtiar Kementerian Pertanian dalam memotret sejarah dan cita - cita bersama mewujudkan Indonesia yang makmur sejahtera melalui pembangunan pertanian. Buku ini menegaskan bahwa menjaga keberlanjutan swasembada pangan merupakan tugas semua elemen bangsa.
“Buku ini diharapkan dapat memberi kesadaran bagi semua pihak bahwa wibawa dan harga diri suatu bagsa terlihat ketika suatu bangsa mampu berdikari, mampu memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya dari bumi sendiri,” jelas Kuntoro.
Dikesempatan yang sama, Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara, Agus Sutoyo, mengatakan kolaborasi Kementan dan Perpusnas RI ini diharapkan dapat mendorong tingkat literasi masyarakat terhadap sejarah pangan Indonesia di masa lalu, sehingga dari masa lalu itu mampu direfleksikan pada masa kini untuk masa depan yang lebih baik.
Baca Juga : Kementerian Pertanian Gelar Aksi Promosi Cabai Harga Petani
“Tahun 2024, kami bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, kolaborasi ini diharapkan dapat menghidupkan literasi dari berbagai sektor, kali ini literasi kita terkait dengan swasembada pangan,mudah-mudahan ini bukan sekedar angan - angan, tapi kita mencoba menggali sejauh mana peran dari swasembada pangan ini di sejarah masa lalu sehingga kita dapat mengerti dan memahami tentang apa yang sudah diperjuangkan oleh para pendahulu kita,” terang Agus.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Informasi, Mariana Ginting, mengatakan sebagai negara agraris, sejarah mencatat bagaimana Indonesia memiliki kemampuan dalam mengekspor bahan pangan, khususnya beras, ke berbagai negara. Bahkan, pada era awal kemerdekaan, Indonesia mengirim bantuan pangan berupa beras ke India yang tengah didera bencana kelaparan.
“Bantuan ini tidak hanya menunjukkan bahwa Indonesia mampu memberikan bantuan pangan, tetapi sekaligus menunjukkan bahwa pada saat itu Indonesia sudah menjadi negara yang berdaulat,” ungkapnya.
Baca Juga : Akselerasi Program PSR, Kementan Targetkan Pertanaman Tumpang Sari Padi Gogo 500 Ribu Hektar
Lebih lanjut, dirinya berharap kolaborasi Kementan dan Perpusnas RI kali ini dapat terus berlangsung diwaktu yang akan datang, dan menjadi upaya nyata untuk memberikan manfaat bagi perkembangan literasi sejarah masyarakat Indonesia khususnya dibidang pertanian.
Sentimen: positif (100%)