Itu Suara Manusia Bukan Hantu
Kompas.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mendesak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) melakukan pengawasan pada dugaan terjadinya penggelembungan suara untuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
Menurut dia, kini hanya Bawaslu yang bisa diharapkan di tengah ketidakpercayaan publik pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) akibat Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) bermasalah.
"Sekali lagi, kita berharap dalam ketidakpercayaan KPU itu, ada Bawaslu yang bisa menghadirkan kita. Bukti pengawasan kita, sehingga angka-angka itu kemudian bisa kita percaya sebagai angka yang rill dari lapangan. Dari suara manusia bukan suara hantu," kata Lucius di Kantor Formappi, Jakarta Timur, Senin (4/3/2024).
Lucius mengatakan, sejauh ini publik masih belum puas akan pernyataan KPU bahwa tidak ada permainan dalam lonjakan suara PSI.
Baca juga: KPU: Tidak Ada Penggelembungan Suara PSI
KPU, lanjut Lucius, telah memberikan klarifikasi soal lonjakan suara itu murni dari rekapitulasi form C1 hasil.
"Itu dia, untuk percaya KPU sekarang itu butuh waktu juga dan tenaga tersendiri. Karena kita tahu lembaga ini juga dalam kepercayaan yang turun naik belakangan ini. Karena itu kita tidak otomatis langsung percaya pada yang disampaikam KPU," ujar dia.
Namun, Lucius menyayangkan kerja-kerja Bawaslu yang belakangan seakan bersembunyi di balik dugaan kecurangan Pemilu.
Jika demikian, menurut Lucius, Bawaslu tidak jelas kerjanya.
"Mestinya semua dugaan kecurangan yang ada berseliweran di media sosial itu pertama dari Bawaslu sebagai pengawas," imbuh dia.
Baca juga: Beda Suara PSI Menurut Sirekap KPU dengan Formulir Model C di Sejumlah TPS
"Tapi apa jadinya kalau mereka cuman kerjanya mengkonfirmasi dugaan kecurangan yang disampaikan oleh publik di media sosial. Jadi kerjanya sebagai lembaga tidak kelihatan bisa hadir lebih cepat dalam proses pemilu itu bisa terjaga," lanjut Lucius.
Adapun lonjakan suara PSI mulai terjadi dari hanya 2,86 persen atau 2.171.907 suara pada Kamis (29/2/2024) pukul 10.00 WIB menjadi 3,13 persen atau 2.402.268 suara pada Sabtu (2/3/2024) pukul 15.00 WIB.
Dalam jangka waktu yang sama, hasil tempat pemungutan suara (TPS) yang dilaporkan di situs real count KPU bertambah dari 539.084 menjadi 541.324 TPS. Terdapat tambahan data dari 2.240 TPS.
Dari data tersebut, bisa diasumsikan PSI mendapatkan tambahan 203.361 suara dari 2.240 TPS. Data itu memiliki selisih cukup jauh dengan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.
Berdasarkan data hitung cepat Tim Litbang Kompas yang sudah terkumpul 100 persen misalnya, PSI hanya meraup 2,8 persen suara.
-. - "-", -. -Sentimen: negatif (64%)