Sentimen
Negatif (100%)
4 Mar 2024 : 23.06
Informasi Tambahan

Hewan: Anjing

Kab/Kota: Wina

Kasus: pembunuhan, penganiayaan

Tokoh Terkait

Tega! Ibu Ini Kurung Anaknya di Kandang Anjing, Dianiaya dan Tak Dikasih Makan

5 Mar 2024 : 06.06 Views 3

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

Tega! Ibu Ini Kurung Anaknya di Kandang Anjing, Dianiaya dan Tak Dikasih Makan

WINA, iNews.id - Seorang perempuan di Austria tega mengurung putranya di kandang anjing, bahkan menyiksa dan membiarkannya kelaparan. Pelaku dijatuhu hukuman penjara 20 tahun dalam sidang vonis pada Kamis (29/2/2024). 

Dilaporkan AFP, korban mengalami beberapa kali perlakuan kasar dari ibunya yakni antara Juli hingga November 2022. Saat itu korban berusia 12 tahun. Dia mengurung putranya di kandang yang sangat sempit, memukuli, hingga menyiramnya dengan air dingin dalam kondisi suhu sangat dingin.

Perempuan tersebut menyiram putranya dengan air dingin dalam kondisi jendela apartemen terbuka selama beberapa jam yang membuat suhu di ruangan turun menjadi di bawah nol derajat Celsius. Kondisi itu menyebabkan suhu tubuh korban turun menjadi 26,8 derajat Celcius yang sangat membahayakan nyawa.

Pelaku ditangkap pada akhir 2022 setelah seorang pekerja sosial menemukan korban dalam kondisi kekurangan gizi parah, koma, dan menderita hipotermia.

Pengadilan di Krems memutus perempuan 33 tahun itu bersalah atas semua dakwaan, termasuk percobaan pembunuhan.

Seorang perempuan rekan pelaku, berusia 40 tahun, juga dijatuhi hukuman penjara 14 tahun atas tuduhan menjadi kaki tangannya. Dia terbukti mendukung, bahkan memberi semangat, kepada temannya itu melalui telepon saat penganiayaan berlangsung. 

Kedua terdakwa mengajukan banding atas putusan tersebut. Pengadilan juga memerintahkan keduanya menjalani terapi.

Seorang saksi ahli yakni psikiater mengatakan di pengadilan, sang ibu menderita penyakit kejiawaan parah yang sudah berlangsung lama. Dia menjalin hubungan simbiosis paranoid dengan temannya yang manipulatif.

Selama persidangan, kedua perempuan tersebut sempat saling menyalahkan. Sang ibu juga meminta maaf atas tindakannya dan menyatakan bahwa dia hanya ingin mendisiplinkan putranya.

Hakim ketua mengatakan psikologis korban telah hancur total akibat penganiayaan yang terus-menerus dialaminya.

Pemerintah negara bagian juga membentuk tim untuk menyelidiki apakah ada unsur kelalaian dari pihak berwenang setempat yang membuat korban seharusnya bisa diselamatkan lebih awal.

Surat kabar Der Standard melaporkan, korban sempat melarikan diri dari rumah, namun ditemukan dan dibawa kembali oleh ibunya.

Editor : Anton Suhartono

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:

Sentimen: negatif (100%)