NAIROBI, iNews.id – Kenya dan Haiti baru saja menandatangani perjanjian tentang penempatan 1.000 personel polisi Kenya ke negara Karibia itu. Perjanjian tersebut sebagai bagian dari Misi Dukungan Keamanan Multinasional untuk memerangi kelompok kriminal.

Kantor Kepresidenan Kenya menyatkaan, perjanjian itu ditandatangani oleh Menteri Sekretaris Kabinet Kenya, Kiture Kindiki, dan Sekretaris Jenderal Dewan Menteri Haiti, Alix Richard pada Jumat (1/3/2024). Presiden Kenya William Ruto dan Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry, turut menyaksikan upacara penandatanganan yang berlangsung di ibu kota Kenya, Nairobi, itu 

“Dari Kenya, kami siap untuk pengerahan (para polisi) ini, dan saya meminta semua mitra lain di seluruh dunia untuk mengambil tindakan sehingga kami dapat memberikan respons pada waktu yang tepat,” ungkap Presiden Ruto dalam pernyataannya yang dikutip oleh kantor kepresidenan.

Sementara PM Henry berterima kasih kepada Ruto dan masyarakat Kenya karena telah menawarkan diri untuk memimpin misi menstabilkan keamanan di negaranya.

“Apa yang dibawa oleh misi ini adalah harapan bagi masa depan umat manusia, bagi masyarakat yang tidak dapat melihat bagaimana mereka akan hidup besok,” kata perdana menteri itu.

Henry juga berjanji bahwa Haiti akan memberikan semua dukungan yang diperlukan kepada kontingen Kenya untuk menyukseskan misi tersebut.

Pada Desember lalu, koordinator penduduk dan kemanusiaan PBB di Haiti, Ulrika Richardson mengatakan, misi multinasional yang dipimpin Kenya dengan lebih dari 2.500 petugas polisi diperkirakan akan tiba di negara itu pada kuartal pertama 2024. Pada Oktober 2023, kabinet Kenya menyetujui keputusan untuk mengerahkan sekitar 1.000 polisi Kenya ke Haiti untuk membantu membangun keamanan dan stabilitas di negara tersebut.

Haiti telah lama terperosok dalam krisis sosio-ekonomi dan politik yang meningkat menyusul pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada 7 Juli 2021. Negara itu menghadapi masalah peningkatan aktivitas kelompok kriminal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para penjahat di negara itu dengan leluasa melakukan pemerasan dan penculikan. Mereka bahkan mengendalikan seluruh wilayah negara, termasuk depot-depot bahan bakar.

Editor : Ahmad Islamy Jamil

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel: