Sentimen
Negatif (99%)
1 Mar 2024 : 23.46
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Moskow

Tokoh Terkait

Awas Perang Rusia-Ukraina Melebar ke Inggris, Ada Apa?

2 Mar 2024 : 06.46 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Awas Perang Rusia-Ukraina Melebar ke Inggris, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina masih terus terjadi. Kali ini ancaman perang pun melebar ke sejumlah negara Eropa, salah satunya Inggris.

Rusia buka suara atas dokumen baru yang menujukan keterlibatan kerajaan tersebut di Ukraina. Sebelumnya media The Times melaporkan klaim bahwa panglima angkatan bersenjata Inggris, Laksamana Tony Radakin, telah membantu membuat "rencana pertempuran" untuk Ukraina.

-

-

"Secara umum, bukan rahasia lagi bahwa Inggris benar-benar memberikan berbagai bentuk dukungan (kepada Ukraina)," kata Sekretaris Pers Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, seperti diakui RT, Jumat (1/3/2024).

"Orang-orang di lapangan dan intelijen dan sebagainya," tambahnya.

Peskov pun menegaskan ini memiliki arti penting. Bahwa Inggris sebenarnya terlibat langsung dalam konflik ini.

Sebelumnya, artikel The Times mengutip sumber militer Ukraina. Disebut bahwa Radakin "dipahami telah membantu Ukraina dengan strategi menghancurkan kapal-kapal Rusia dan membuka Laut Hitam".

Ia dipandang "sangat berharga dalam mengoordinasikan dukungan dari para pemimpin senior lainnya di NATO". Laksamana tersebut juga dilaporkan mengunjungi Kyiv dan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk membahas strategi dan cara-cara yang dapat dilakukan Barat untuk membantu perang tersebut.

"Kremlin tidak memiliki informasi spesifik terkait Radakin, tapi mungkin militer kami mengetahui hal ini," kata Peskov.

Radakin, yang berusia 58 tahun, dijadwalkan pensiun pada November setelah tiga tahun menjabat sebagai kepala staf pertahanan Inggris. Namun ia akan tetap menjabat selama satu tahun lagi atas permintaan Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak.

Salah satu sumber mengatakan kepada outlet tersebut bahwa ada alasan khusus ini dilakukan. Pemerintah Inggris menganggap penting untuk mempertahankan "kontinuitas" menjelang pemilihan umum mendatang.

Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz pekan ini secara tidak sengaja mengkonfirmasi kehadiran pasukan Inggris di lapangan di Ukraina. Ia mencatat bahwa operator pengendalian tembakan Inggris mengarahkan rudal jelajah Storm Shadow.

Seorang anggota parlemen Inggris kemudian mengecam komentar Scholz sebagai "penyalahgunaan intelijen yang mencolok". Ini dikatakan bisa membahayakan personel Inggris dan memberi Rusia alasan untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

Putin Ancam Perang Nuklir

Di sisi lain, Putin memperingatkan akan adanya risiko "nyata" terjadinya perang nuklir. Hal ini jika negara-negara Barat "meningkatkan" konflik di Ukraina.

Berbicara di Moskow, Kamis waktu setempat, Putin mengatakan tentaranya terus bergerak maju dalam perang yang masih berlangsung dengan tetangganya tersebut. Ia pun memperingatkan Barat akan "konsekuensi tragis" bagi negara mana pun yang berani mengirim pasukan ke Kyiv.

"Mereka telah mengumumkan kemungkinan pengiriman kontingen militer Barat ke Ukraina.... Konsekuensi bagi intervensionis yang mungkin terjadi akan jauh lebih tragis," katanya dalam pidatonya kenegaraan, dikutip AFP.

"Mereka pada akhirnya harus menyadari bahwa kita juga memiliki senjata yang dapat mengenai sasaran di wilayah mereka," ujarnya menyebut nuklir Rusia.

"Segala sesuatu yang dilakukan Barat menciptakan ancaman nyata berupa konflik penggunaan senjata nuklir, dan dengan demikian menghancurkan peradaban," tambahnya.

Sementara organisasi pemenang hadiah Nobel menilai pentingnya meredam retorika permusuhan. Ancaman nuklir telah muncul terang-terangan.

"Meningkatnya retorika permusuhan mengenai Ukraina harus dihentikan sebelum menyebabkan bencana nuklir," kata direktur eksekutif organisasi pemenang hadiah Nobel, Melissa Parke, di laman yang sama.

"Kembalinya Presiden Putin melontarkan ancaman nuklir secara terang-terangan tidak dapat diterima," ujarnya.

"Kedua belah pihak perlu mengurangi retorika mereka," katanya merujuk Putin dan Barat.

Perang Rusia dan Ukraina telah terjadi sejak Februari 2022. Setelah sejumlah kegagalan di 2023, Rusia dilaporkan mencapai kemajuan besar di medan perang Februari lalu dengan menguasai benteng timur Ukraina, Avdiivka.

Pasukan Putin dilaporkan masih terus berusaha untuk melanjutkan kemajuan tersebut. Di sisi lain, dukungan Barat ke Ukraina terus melemah, di mana bantuan senilai US$ 60 miliar terhenti di Kongres AS.


[-]

-

Heboh Militer Inggris Mau Terjun ke Ukraina, Sunak Buka Suara
(sef/sef)

Sentimen: negatif (99.2%)