Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: Naif
Tokoh Terkait
"Anda Ini Presiden Naif!", Dialog Utuh Prabowo pada Habibie yang Ramai Tahun 1998
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Pemberhentian Prabowo Subianto dari posisi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada tahun 1998 abadi dalam buku yang ditulis Presiden ke-3 Baharuddin Jusuf (BJ) Habibie dan terbit pada 2006 silam.
Di halaman 101 sampai dengan 103, Habibie menceritakan lengkap percakapan menegangkan antara dirinya dengan Prabowo, dalam kapasitas sebagai presiden dan baru menyatakan sumpah menggantikan Soeharto.
Habibie, dalam transisi kekuasaan itu memutuskan untuk memberhentikan Prabowo Subianto, sebab menilai Prabowo selaku Pangkostrad memimpin pasukannya sekehendak pribadi bukannya bersandar pada perintah pusat.
Baca Juga: Jokowi Anugerahkan Jenderal Kehormatan untuk Prabowo Subianto, Bagian dari Transaksi Politik?
Berikut selengkapnya dialog yang ditulis mendiang BJ Habibie dari sudut pandangnya, di dalam buku 'Detik-Detik yang Menentukan – Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi':
Terjadi dialog antara saya (Habibie) dan Pangkostrad (Prabowo), dan sebagaimana biasa kami bertemu, ia berbicara dalam Bahasa Inggris.
“Ini suatu penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto, Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad,” demikian seloroh Prabowo langsung ke inti pembicaraan, di ruangan Habibie.
"Anda tidak dipecat, tapi jabatan Anda diganti,” kata Habibie.
“Mengapa?” tanya Prabowo.
“Saya mendapat laporan dari Pangab (Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto), bahwa ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, yakni Kuningan (tempat tinggal Habibie dan keluarganya) dan Istana Merdeka," kata Habibie lagi.
“Saya bermaksud untuk mengamankan presiden,” kata Prabowo.
“Itu adalah tugas Pasukan Pengamanan Presiden yang bertanggungjawab langsung pada Pangab dan bukan tugas Anda, jawab saya,” demikian kata Habibie.
“Presiden apa Anda? Anda naif,” jawab Prabowo dengan nada marah.
“Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan, jawab saya,” jawab Habibie.
“Atas nama ayah saya, Prof Soemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya, Presiden Soeharto, saya minta Anda memberi saya tiga bulan untuk menguasai pasukan Kostrad, “ mohon Prabowo.
“Saya menjawab dengan nada tegas, tidak. Sampai matahari terbenam Anda sudah harus menyerahkan semua pasukan kepada Pangkostrad yang baru,” kata Habibie.
“Berikan saya tiga minggu atau tiga hari saja untuk masih dapat menguasai pasukan saya,” pinta Prabowo lagi.
“Saya langsung menjawab, tidak. Sebelum matahari terbenam semua pasukan sudah harus diserahkan kepada Pangkostrad yang baru. Saya bersedia mengangkat Anda menjadi duta besar di mana saja,” begitu ujar Habibie, tegas
“Yang saya kehendaki adalah pasukan saya,“ pinta Prabowo lagi.
“Ini tidak mungkin, Prabowo,” ujar Habibie lagi.
Selanjutnya, Habibie menuliskan bahwa percakapan keduanya terhenti ketika Sintong Panjaitan masuk dan mempersilakan Prabowo keluar.
“Jenderal, Bapak Presiden tidak punya waktu banyak dan harap segera meninggalkan ruangan,” kata Sintong. ***
Sentimen: negatif (78%)