Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Program Makan Siang Sudah Dibahas di RAPBN 2025, kok Bisa?

27 Feb 2024 : 21.31 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Program Makan Siang Sudah Dibahas di RAPBN 2025, kok Bisa?

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengaku mulai membahas program makan siang dan susu gratis untuk anak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Hal ini mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang lantaran pasangan Capres-Cawapres yang mengusung program tersebut belum dinyatakan menang secara resmi di Pilpres 2024 dan dilantik sebagai presiden terpilih menggantikan Jokowi.

Lantas mengapa Bappenas mulai menyusun program makan siang dan susu gratis di RAPBN 2025, sementara Prabowo-Gibran belum secara seremonial diangkat ke Istana Negara?

Mengingat Mandat Jokowi

Sebelumnya Jokowi sempat berpesan agar program ikonik dari presiden terpilih dimasukkan dalam RAPBN 2025, sehingga agenda tersebut dapat terakomodir dan berjalan secara berkesinambungan.

"Agar benar-benar keberlanjutan setelah pelantikan presiden itu bisa menggunakan RAPBN yang telah mengakomodasi program-program ikonik dari presiden terpilih," tutur Jokowi.

Oleh karena itu, Bappenas memutuskan untuk mulai menyusun kerangka dari program yang dimaksud agar RAPBN 2025 tidak mengalami defisit yang cukup besar.

"Memang harus memasukkan program-program ikonik dari presiden terpilih. Tentu saja itu diperhitungkan dan Bappenas sedang menyusun itu," katanya.

Merujuk pada Hasil Hitung Cepat

Meski sejatinya Prabowo-Gibran belum dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih di Pilpres 2024, namun berdasarkan hasil hitung cepat Paslon tersebut unggul jauh dari dua calon lainnya.

Dari pantauan situs website KPU, per 26 Februari 2024 pukul 14.25 WIB, hasil hitung cepat suara Pilpres 2024, Prabowo-Gibran memperoleh suara 58,84 persen, sementara posisi kedua diamankan pasangan Anies-Muhaimin dengan perolehan 24,44 persen, dan terakhir Ganjar-Mahfud 21,24 persen.

Kendati demikian, dalam rapat paripurna yang membahas rencana kerja pemerintah (RKP) dan kebijakan fiskal tahun 2025, Menteri PPN/Kepala Bappenas menegaskan pembicaraan terkait makan siang dan susu gratis baru sebatas draf awal, belum dibukukan dalam bentuk peraturan yang utuh.

Sementara Rencana Kerja Pemerintah yang susungguhnya baru akan dibuat setelah KPU mengumumkan hasil penghitungan final Pilpres 2024.

"RKP yang sesungguhnya mungkin akan muncul setelah pengumuman secara resmi dari KPU tentang presiden terpilih, tetapi ancar-ancarnya sudah dilakukan," ujar dia.

Agar RAPBN Bisa Digunakan oleh Presiden Terpilih

Selain alasan di atas, Bappenas menerangkan dasar dibahasnya program makan siang gratis di RAPBN 2025 semata-mata agar presiden terpilih selanjutnya tidak kesulitan menjalankan rencana pembangunan karena kekurangan anggaran yang disebabkan oleh tidak adanya antisipasi dari pemerintahan sebelumnya.

"Agar benar-benar keberlanjutan setelah pelantikan presiden itu bisa menggunakan RAPBN yang telah mengakomodasi program-program ikonik dari presiden terpilih," ujar Suharso.

Selain itu, pembahasan makan siang gratis juga ditujukan untuk mencegah defisit APBN 2024 terlampau jauh dari target defisit yang ditetapkan.

"Tapi bapak Presiden menyampaikan kalau bisa defisit jangan terlalu loncat sekali. Tadi ancar-ancarnya antara 2,48 persen-2,8 persen. Dan ada peningkatan dari belanja investasi yang below the line antara 0,5 persen-1 persen," katanya.***

Sentimen: positif (99.9%)