Sentimen
Negatif (99%)
24 Feb 2024 : 08.21
Tokoh Terkait
Deddy Yevri Sitorus

Deddy Yevri Sitorus

Politikus PDIP Sebut Ada Operasi Alihkan Suara Partai Perindo untuk PSI

24 Feb 2024 : 08.21 Views 61

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

Politikus PDIP Sebut Ada Operasi Alihkan Suara Partai Perindo untuk PSI

JAKARTA, iNews.id - Kejanggalan dalam proses penghitungan suara Pemilu 2024 masih terjadi usai H+8 pemungutan suara. Raihan suara Partai Perindo kian menyusut seiring berjalannya waktu.

Misalnya, perolehan suara Calon Legislatif (Caleg) DPR Dapil Jawa Timur VI dari Partai Perindo, Venna Melinda. Suara aktris ternama Indonesia ini kian menyusut berdasarkan data penghitungan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dari pantauan di situs pemilu2024.kpu.go.id, Venna tercatat meraih 17.069 suara pada 20 Februari 2024 pukul 04.00 WIB. Hanya saja, jumlah itu terkikis menjadi 10.957 suara berdasarkan data yang diperbaharui pada 22 Februari 2024 pukul 09.00 WIB.

Bila dikalkulasikan, ada 6.112 suara Venna yang hilang dalam kurun waktu dua hari.

Tak hanya Venna, suara Caleg DPR Dapil Jawa Timur VI dari Partai Perindo lainnya seperti Jeannie Maria Monica Latumahina juga hilang. Dia tercatat mendapat 7.374 suara pada 20 Februari 2024, dan terkikis menjadi 1.604 suara pada 22 Februari 2024.

Melihat fenomena ini, politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus merasa janggal. Apalagi, KPU sebelumnya telah memerintahkan penyelenggara pemilu untuk menghentikan proses rekapitulasi suara di tingkat kecamatan.

Deddy menduga, penghentian itu didasari atas adanya partai kecil di lingkungan penguasa yang hendak dipaksakan masuk parlemen. Hal itu dikuatkan setelah dirinya dapat informasi adanya operasi pengalihan suara Partai Perindo kepada partai gurem yang ada di lingkungan Istana.

"Ada kuat kecurigaan upaya tersistematis untuk memenangkan salah satu konstestan pemilu. Ada kabar, saya dengar kabar, bahwa ada operasi agar suara partai kecil akan diambil untuk dialihkan, terutama Partai Perindo, Gelora dan Partai Ummat," kata Deddy dalam keterangannya yang dikutip Kamis (22/2/2024).

Dia curiga motif penghentian rekapitulasi itu menyangkut persaingan ketat PDIP dengan Partai Golkar sebagai peraih kursi terbanyak di pemilu. Kaitannya adalah peraih kursi terbanyak akan mendapat jatah Ketua DPR.

Deddy pun berharap KPU memberi penjelasan untuk menjawab kesimpangsiuran kabar tersebut.

Editor : Rizky Agustian

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:

Sentimen: negatif (99%)