Sentimen
Positif (49%)
23 Feb 2024 : 23.26
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Moskow

Tokoh Terkait
Dmitry Medvedev

Dmitry Medvedev

Lebih Radikal dari Putin! Mantan Presiden Dmitry Medvedev Ingin Rusia Rebut Kiev dari Ukraina

23 Feb 2024 : 23.26 Views 2

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

Lebih Radikal dari Putin! Mantan Presiden Dmitry Medvedev Ingin Rusia Rebut Kiev dari Ukraina

MOSKOW, iNews.id - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, yakin bahwa pasukan militer negaranya perlu merebut ibu kota Ukraina, Kiev. Hal itu menurutnya penting untuk mencapai target operasi militer yang diinginkan Moskow sejak awal.

Kepada kantor berita TASS, Kamis (22/2/2024), dia juga memperingatkan bahwa konflik di Ukraina mungkin tidak terbatas pada tahap saat ini saja.

"Di mana harus berhenti? Saya tidak tahu. Saya pikir mengingat apa yang telah saya katakan (tentang perlunya membuat garis pengaman) kita harus bekerja keras dan banyak," kata Medvedev kepada wartawan saat ditanya tentang batas geografis operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

"Akankah (sampai ke) Kiev? Ya, mungkin Kiev juga. Jika tidak sekarang, maka suatu saat nanti, mungkin pada tahap lain dalam perkembangan konflik ini," ujarnya melanjutkan.

Mantan presiden Rusia itu mengemukakan dua argumen mengenai perlunya pasukan Moskow mengambil alih Kiev. Yang pertama, Kiev itu secara historis menurut dia adalah kota Rusia. Sementara yang kedua, ancaman internasional terhadap keberadaan Rusia saat ini justru berasal dari sana.

"Meskipun Kiev pada dasarnya adalah kota Rusia, kota ini dikelola oleh tim internasional penentang Rusia yang dipimpin oleh Amerika Serikat," ucapnya.

Dia beranggapan semua pihak yang secara formal menjalankan fungsi kekuasaan di Kiev sekarang adalah tokoh-tokoh yang tidak memiliki hati nurani, atau rasa takut akan masa depan negara mereka, ataupun kemungkinan-kemungkinan lainnya. "Semua keputusan diambil di AS dan di markas NATO. Ini sangat jelas. Itu sebabnya ya, mungkin juga di Kiev," kata sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin itu.

Ketika ditanya apakah Ukraina harus tetap menjadi negara merdeka setelah selesainya operasi militer Rusia di sana secara umum, Medvedev menyatakan peluang itu tetap ada. Menurut dia, negara seperti itu mungkin memiliki peluang untuk tetap bertahan, meski tidak terlalu besar.

"Bagaimanapun, hal ini bukan menjadi persoalan hari ini, tentu saja, namun akan menjadi agenda beberapa waktu kemudian," katanya.

Editor : Ahmad Islamy Jamil

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:

Sentimen: positif (49.2%)