Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: IPB
Kab/Kota: Bogor
Tokoh Terkait
Azis Boing Sitanggang
Empat Guru Besar IPB University Sampaikan Pra-orasi Ilmiah Virtual
Koran-Jakarta.com Jenis Media: Nasional
Kabupaten Bogor -- Empat guru besar dari IPB University menyampaikan pra-orasi ilmiahnya kepada media massa secara virtual, Kamis, menjelang pengukuhan oleh Dewan Guru Besar IPB University.
Keempat guru besar tersebut yaitu Prof Arief Hartono dari Fakultas Pertanian, Prof Eddy Supriyono dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Prof Ing Azis Boing Sitanggang dari Fakultas Teknologi Pertanian, dan Prof Irzaman dari Fakultas Matematika dan IPA.
Dalam konferensi pers pra-orasi ilmiah secara daring di Bogor, Kamis, Prof Arief Hartono menyebutkan orasi ilmiah yang akan disampaikan bertajuk "Karakterisasi Perilaku Fosfor (P) untuk Manajemen Pemupukan P pada Tanah Masam Lahan Kering di Indonesia".
Ia memaparkanluas lahan kering di Indonesia i144.472.711 hektare atau sekitar 75 persen dari total lahan di Indonesia. Sekitar 74,3 persen dari luasan lahan kering di Indonesia atau sekitar 107,357,633 hektare mempunyai reaksi tanah yang masam.
Tanah masam lahan kering ini, kata Arief, sebagian besar berada di Pulau Jawa bagian barat, Pulau Sumatra, dan Pulau Kalimantan. Secara umum tanah masam lahan kering di Indonesia ini mempunyai status hara rendah dan hara P masuk dalam kategori sangat rendah sampai rendah.
"Karena status hara P yang sangat rendah sampai rendah, maka direkomendasikan melakukan pemupukan P untuk memenuhi kebutuhan P tanaman," kata Arief.
Baca Juga :
Kemendikbudristek dan NU Sinergis untuk Perkuat Transformasi Pendidikan TinggiSementara ituProf Eddy Supriyonoakan menyampaikan orasi ilmiah bertajuk "Strategi Menghadapi Tantangan Climate Change Melalui Rekayasa Lingkungan untuk Industri Akuakultur Berkelanjutan".
Eddy menjelaskanperubahan iklim seperti kenaikan suhu, perubahan pola curah hujan, dan cuaca ekstrem, akan menimbulkan berbagai ancaman terhadap budi daya perikanan. Efeknya sangat besar terhadap kualitas air yang akan mempengaruhi kesehatan dan produktivitas sistem akuakultur secara langsung.
Menurutnya, solusi untuk mengatasinya ialah menerapkan strategi pengelolaan yang efektif. Salah satu pendekatannya melalui pemahaman menyeluruh dan pemantauan terhadap parameter kualitas air yang sangat mempengaruhikelangsungan hidup spesies perairan.
"Adanya perubahan parameter kualitas air dapat berdampak langsung terhadap keberhasilan industri akuakultur. Seperti yang telah dilakukan meliputi beberapa aspek yaitu cahaya, salinitas, alkalinitas, oksigen atau oksigenasi, dan kebutuhan air minum," jelasnya.
Sedangkan Prof Ing Azis Boing Sitanggang akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Desain dan Proses Produksi Ingredien Pangan Fungsional dengan Teknologi Membran".
Ia menyampaikanperubahan pola konsumsi masyarakat dewasa ini mendorong perkembangan teknologi pangan yang berkelanjutan (sustainable) dan kebutuhan atas pangan yang selain bergizi juga menyehatkan.
Pangan fungsional, lanjutnya, merupakan pangan yang memberikan manfaat terhadap kesehatan selain efek gizi secara umum. Produksi pangan fungsional perlu didukung berbagai teknologiingredientuntuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang bersifat personal.
"Salah satu dari teknologi yang ramah lingkungan dan dapat dimanfaatkan dalam memproduksiingredientpangan fungsional adalah teknologi membran yang dapat dikombinasikan dengan reaksi enzimatik," ujar Azis.
Sementara ituProf Irzaman akan menyampaikan orasi ilmiah terkait "Fisika Material Ferroelektrik untuk Mendukung Kemandirian Bangsa di Bidang Kesehatan".
Baca Juga :
Kampus Harus Jadi Role Model Moderasi BeragamaIa mengatakan kemandirian bangsa diartikan sebagai kemampuan memegang peran dominan dalam kondisi interdependensi dengan bangsa lain, misal dalam hal penguasaan teknologi. Untuk mencapai kondisi seperti itu, kata dia, Indonesia perlu memiliki daya saing yang tinggi dan mampu menumbuhkembangkan akses ke globalisasi.
Irzaman mengatakan, kemandirian bangsa untuk teknologi ferroelektrik dan penerapannya sebagai sensor disusun berdasarkan hasil penelitian ferroelektrik yang telah terlaksana. Untuk mencapai kemandirian bangsa dalam teknologi ferroelektrik, menurutnya, penting untuk mengikuti rencana strategis dan mengambil langkah-langkah spesifik.
"Salah satu langkah pertama untuk memperoleh kemandirian dalam teknologi ferroelektrik adalah dengan pemerintah atau swasta berinvestasi dalam hasil penelitian dan pengembangan. Hal ini mencakup penyediaan dana bagi ilmuwan dan insinyur untuk melakukan penelitian mutakhir di bidangnya," ucapnya.
Redaktur : -
Penulis : Antara, Sujar
Sentimen: positif (99.9%)