Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Purworejo
Banjir di Wadas akibat Luapan Air dari Gorong-Gorong
Tirto.id Jenis Media: News
Menurut Endra, banjir yang terjadi pada Sabtu (25/3/2023) ini disebabkan oleh saluran air atau gorong-gorong di lokasi kejadian tidak memadai dalam menampung aliran air hujan.
“Ternyata gorong-gorong itu ada masalah, dia terlalu kecil dan bentuknya menekuk ada silangan, maka karena tak mampu mengalirkan air (hujan) ke sungai dengan lancar, meluaplah airnya ke jalan dan ada yang ke musala warga. Ditambah ada material dari atas yang menyangkut di bagian existing,” kata Endra saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (29/3/2023).
Kondisi curah hujan yang deras pada waktu kejadian, menurut Endra menambah faktor kejadian banjir di Wadas. Ia mengatakan pada waktu kejadian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menginformasikan peringatan terkait hujan dengan intensitas tinggi di daerah Jawa Tengah, termasuk Purworejo.
“Nah karena intensitas hujan tinggi ini secara hidrolik dia dari kontur lereng akan mencari tempat yang lebih datar, maka ia mengalir ke bawah. Perlu dicatat ini curah hujannya 125 mm, artinya kalau lebih dari 100 mm itu sudah deras sekali,” ujarnya.
Endra juga membantah banjir ini terkait dengan aktivitas rencana penambangan batu andesit di Wadas yang akan digunakan untuk membangun Waduk Bener sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Jadi ada dua kejadian yang tidak ada hubungannya di satu tempat lantas dikait-kaitkan. Padahal secara teknis menurut laporan lapangan bisa dijelaskan,” kata dia.
Endra menyimpulkan di Wadas masih banyak lembah dan kontur lereng, sehingga ketika air hujan turun ke bawah melewati gorong-gorong yang tidak memadai terjadi luapan yang menimbulkan banjir.
Sementara itu, Endra memastikan Kementerian PUPR telah melakukan penanganan banjir dengan memperbaiki akses jalan dan gorong-gorong yang menyebabkan luapan air.
“Awalnya kan yang sudah ada tidak ideal hanya berdiameter 66 cm, nah kami buat sekarang gorong-gorongnya lurus dan berdiameter 100 cm agar lebih lancar,” jelas Endra.
Kementerian PUPR juga membangun bak-bak penampung atau sediment trap di saluran air guna mengatasi penyumbatan sedimen.
“Dan perlu dicatat pengerjaan ini bareng bersama warga desa juga. Pihak PU juga bersama kontraktor dan warga desa bersama-sama membersihkan jalan dan membetulkan gorong-gorong,” kata Endra.
“Tanggal 28 menurut laporan lapangan sudah selesai, kemarin ya, berarti harusnya hari ini sudah beres,” imbuhnya.
Sentimen: positif (61.5%)