Sentimen
Positif (40%)
20 Feb 2024 : 02.16
Informasi Tambahan

Event: Pemilu 2019, Pemilu 2014

Institusi: Centre for Strategic and International Studies (CSIS)

Kab/Kota: Gambir

Partai Terkait

Tepis Isu Gabung Kubu Prabowo-Gibran, NasDem Bilang Surya Paloh Orang yang Tegas

20 Feb 2024 : 09.16 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Tepis Isu Gabung Kubu Prabowo-Gibran, NasDem Bilang Surya Paloh Orang yang Tegas

PIKIRAN RAKYAT - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya bilang, pertemuan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh cuma membahas dinamika politik. Terlalu dini jika pertemuan keduanya diartikan bahwa NasDem bakal kembali bersatu dengan kubu Jokowi--sapaan akrab Joko Widodo.

"Ah terlalu dini, Pak Surya orang yang tegas dengan sikap-sikap beliau. Jadi kita saling menghormati," tutur dia menerangkan.

Surya Paloh bertemu Jokowi pada Ahad, 18 Februari 2024, malam WIB. Pertemuan itu menimbulkan banyak spekulasi, salah satunya dugaan Ketua Umum NasDem diajak masuk koalisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Jokowi bilang, menjadi jembatan bagi urusan partai-partai.

"Yang penting nanti partai-partai (yang mengurus). Saya ingin menjadi jembatan untuk semuanya," kata dia seusai meresmikan Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman dan 20 RS TNI di Jakarta Selatan.

Kata dia, pertemuan itu akan sangat bermanfaat bagi perpolitikan di Indonesia.

Magnet besar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukan jarinya yang sudah dicelup tinta usai menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2024 di tempat pemungutan suara (TPS) 10 Kelurahan Gambir, kompleks Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta pada Rabu, 14 Februari 2024.

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Multimedia Nusantara Silvanus Alvin bilang, pertemuan Jokowi dan Surya Paloh menjadi magnet besar bagi publik. Berbeda dengan dua pemilu sebelumnya, di Pemilu 2024 NasDem berseberangan dengan Jokowi. Bila Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 partai tersebut berada di kubu yang sama, saat ini menjadi pengusung paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, sedangkan Jokowi mendukung paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Pertemuan pada Ahad malam itu, menurut Silvanus, membicarakan sejumlah isu. Mulai dari keinginan untuk mengembalikan rasa konsolidasi yang dulu pernah ada sampai upaya mengajak NasDem kembali menjadi bagian pemerintahan.

"Karena Nasdem ini dari Pemilu 2014, 2019 di dalam pemerintahan, dia punya rekam jejak bersama Presiden Jokowi ketika menjadi capres untuk pertama kalinya," tutur dia menerangkan.

Penjajakan koalisi

Pengamat Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Nicky Fahrizal menduga, pembicaraan Jokowi dan Surya Paloh surah mengarah pada penjajakan koalisi dengan kubu paslon 02. Apalagi Jokowi menyebut sebagai jembatan untuk urusan partai-partai.

Bukan tanpa alasan, gaya pemerintahan Prabowo Subianto tak bakal jauh beda dengan Jokowi yang sebisa mungkin merangkul semua partai supaya tak tercipta oposisi yang efektif.

"Dan bisa juga strategi bersama. Prabowo akan melakukan kunjungan ke Pak Susilo Bambang Yudhoyono yang punya hubungan pasang surut dengan Jokowi," ucap dia, seperti dilaporkan BBC News Indonesia.

Nicky Fahrizal bilang, dalam sejarah politik Indonesia, tradisi oposisi yang efektif terakhir terjadi di era demokrasi liberal pada tahun 1950-an, atau dikenal demokrasi parlementer. Namun, saat kembali ke sistem presidensial, keberadaan oposisi semakin mengecil. Catatan adanya oposisi hanya waktu PDI Perjuangan tak menjadi partai pemenang pemilu.

"Masuk era reformasi di awal, makin naik turun," kata dia, "jadi desain sistem ketatanegaraan kita membentuk model pemerintahan yang oposisinya tidak efektif."***

Sentimen: positif (40%)