Sentimen
Informasi Tambahan
Event: vaksinasi
Konsern Pelayanan Kanker, RS Murni Teguh akan Kembangkan Lab Genomic
Sumutpos.co Jenis Media: News
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Presiden Direktur PT Murni Sadar Tbk, Dr dr Mutiara, MHA, MKT, FISQua menyatakan komitmen dan dukungannya dalam pelayanan kanker, khususnya di dalam negeri, agar mampu bersaing dengan layanan luar negeri.
Dukungan sumber daya manusia dan fasilitas yang lengkap, kata Mutiara, diharapkan RS Murni Teguh dan seluruh RS Cabang yang tersebar di pulau Jawa, Bali dan Sumatera dapat memberikan layanan kanker yang komprehensif dan bermutu.
“Dengan fokus pada layanan unggulan kami yaitu pelayanan penanganan kanker, RS Murni Teguh menawarkan akses kepada beragam dokter spesialis kanker, mulai dari ahli onkologi anak hingga pakar dalam bidang kedokteran nuklir,” ujarnya dalam Seminar Awam Edukasi Kanker yang diselenggarakan Murni Teguh Memorial Hospital (MTMH) Medan di Auditorium Lantai VIII, Sabtu (17/2). Seminar ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia.
Dengan demikian, lanjutnya, masyarakat khususnya peserta seminar akan memiliki kesempatan untuk memahami peran setiap spesialis dalam perawatan kanker dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam perjalanan penyembuhan pasien. “RS Murni Teguh juga menawarkan berbagai layanan tatalaksana kanker, termasuk kemoterapi, pembedahan, dan radioterapi. Dengan menyediakan pilihan perawatan yang komprehensif, kami berkomitmen untuk memberikan perawatan terbaik kepada setiap pasien dengan pendekatan yang holistik dan terkini,” tuturnya.
Selain itu, dia juga mengungkapkan, RS Murni Teguh ke depannya akan mengembangkan lab genomic yang akan berfungsi sebagai precision medicine terutama untuk penyakit kanker.
Wakil Direktur dr Bangbang Buhari, MKM, FISQua RS Murni Teguh mengatakan, RS Murni Teguh juga menawarkan layanan vaksinasi yang terbukti efektif dalam mencegah jenis kanker tertentu.
Seperti, vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks dan vaksinasi hepatitis B untuk mencegah kanker hati. Melalui upaya ini, rumah sakit berusaha untuk mengurangi beban penyakit kanker dalam masyarakat.
“Kami percaya bahwa pencegahan adalah kunci untuk mengurangi angka kematian akibat kanker. Dengan menyediakan layanan skrining dan vaksinasi, kami berkomitmen untuk memberikan upaya terbaik kami dalam memerangi kanker sejak dini dan melindungi masyarakat dari risiko yang dapat dicegah,” ujar Bangbang Buhari.
Sedangkan dr Juliana Gozali, MKM memeparkan, yang sedang konsern dengan Management Training di RS MTMH di cancer centre ini adalah genomic telah menjadi tulang punggung dari revolusi precision medicine, memberikan wawasan mendalam yang memungkinkan pendekatan yang lebih dipersonalisasi dalam pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit.
“Dengan terus berkembangnya penelitian dan teknologi genomik, kita dapat mengharapkan kemajuan lebih lanjut dalam kedokteran yang tidak hanya meningkatkan hasil kesehatan tetapi juga menawarkan perawatan yang lebih disesuaikan dan berorientasi pada pasien,” kata dr Juliana.
Genomik, dengan potensinya yang luas, kata Juliana, terus menjanjikan era baru dalam kedokteran di mana setiap pasien menerima perawatan yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan unik mereka.
“Dengan memanfaatkan informasi genetik, precision medicine memungkinkan para dokter untuk menentukan perawatan yang paling efektif, mengurangi risiko efek samping, dan meningkatkan kualitas hidup pasien,” ungkapnya.
Kemajuan ini, katanya, tidak hanya membawa manfaat bagi pasien tetapi juga bagi sistem kesehatan secara keseluruhan, dengan potensi untuk membuat perawatan kesehatan lebih efisien dan efektif biaya. Dengan identifikasi dini risiko penyakit dan intervensi yang disesuaikan, precision medicine dapat mengurangi beban penyakit kronis dan meningkatkan pencegahan penyakit.
Namun, penerapan luas precision medicine juga menimbulkan tantangan, termasuk masalah privasi data, aksesibilitas terapi yang disesuaikan, dan kebutuhan akan pendidikan kesehatan yang lebih baik bagi pasien dan profesional kesehatan. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kolaborasi antara peneliti, praktisi kesehatan, pembuat kebijakan, dan masyarakat.
“Di masa depan, dengan penelitian yang berkelanjutan dan inovasi teknologi, genomik dalam precision medicine berpotensi untuk tidak hanya mengubah cara kita mengobati penyakit tetapi juga bagaimana kita memahami kesehatan dan penyakit pada level yang paling fundamental,” bebernya.
Hal ini, lanjutnya, adalah perjalanan menuju era baru dalam kedokteran, di mana setiap individu dapat menikmati perawatan yang benar-benar pribadi, didasarkan pada bukti genetik unik mereka, untuk hasil kesehatan yang optimal.
Kanker Tiroid
Dalam paparannya, dr. Hadi Marzuki menyampaikan tentang pencegahan dan deteksi dini kanker tiroid. Kanker tiroid adalah kanker yang menyerang kelenjar tiroid akibat adanya pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali pada kelenjar tiroid. Kondisi ini kerap dialami oleh wanita.
“Data dari WHO (World Health Organization) pada 2020, kasus kanker tiroid mencapai 586.202 kasus baru. Kasus ini lebih sering ditemukan pada wanita, 3 kali lebih sering dibanding laki-laki dan lebih sering didiagnosis pada usia lebih muda dibandingkan kanker lainnya, rerata usia 51 tahun,” ungkapnya.
Disebutkannya, belum diketahui penyebab pasti kanker tiroid. Namun, kanker ini terjadi akibat adanya perubahan DNA pada sel tiroid. Sel-sel tersebut tumbuh dan berlipat ganda dengan cepat. “Lalu membentuk massa yang kita sebut dengan tumor, selanjutnya menyebar ke kelenjar getah bening/organ lain seperti paru dan tulang,” imbuhnya.
Begitupun, sambung dr. Hadi, ada beberapa faktor risiko kanker tiroid. Diantaranya faktor genetik, usia, paparan radiasi dan jenis kelamin perempuan.“Walaupun dapat menyerang semua usia, kanker Ini lebih banyak terjadi pada wanita usia 40-50 tahun dan pria berusia 60-70an. Kemudian, mereka yang sering kena paparan radiasi dari radioterapi sekitar kepala, leher dan dada, dapat merusak DNA sel sehingga bisa meningkatkan risiko penyakit kanker ini. Lalu kenapa perempuan? dikarenakan kelenjar tiroid pada perempuan bekerja lebih keras saat mereka hamil, melahirkan, dan menyusui,” jelas Hadi.
Dia juga meminta masyarakat untuk bisa deteksi dini kanker tiroid tersebut dengan mengenali tanda dan gejalanya, yakni benjolan di leher dengan peningkatan ukuran, perubahan suara menjadi serak, sulit menelan / bernapas, batuk terus-menerus tanpa gejala flu dan dapat disertai nyeri di leher/ tenggorokan, dan kadang sampai ke telinga.
“Nah, pertumbuhan sel ini sangat cepat, maka pengobatannya harus dioperasi dan kemoterapi ataupun radioterapi tergantung stadium kanker dan kondisi pasien,” katanya.
Kanker Darah
Sedangkan pembicara lainnya, dr. Selvi Nafianti, M.Ked (Ped), Sp.A (K) memaparkan tentang kanker darah pada anak.“Di Indonesia angka kematian akibat kanker anak mencapai hampir 50 – 60% karena umumnya penderita datang terlambat dan sudah dalam fase lanjut atau stadium lanjut akibat gejala kanker yang sulit terdeteksi,” imbuhnya.
Begitu pun, dr. Selvi meminta masyarakat untuk waspada jika anak mengalami demam berulang atau lama tanpa penyebab yang jelas, penurunan berat badan tanpa diketahui sebabnya, nafsu makan menurun, sering sakit kepala dan muntah, mata terlihat juling (tanda khas), gangguan penglihatan, adanya benjolan yang tidak seharusnya di dalam tubuh, pucat, lebam-lebam, perdarahan, nyeri sendi, kesulitan bergerak.
“Pengobatan kanker itu radioterapi, kemoterapi, dan transplantasi. Dalam hal ini diperlukan peran keluarga Memperhatikan cara berkomunikasi dengan anak Mendampingi anak saat menjalani pengobatan Tidak membatasi aktivitas anak Meminta bantuan dokter jika anak enggan menjalani pengobatan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Kampanye World Cancer Day MTMH dr. Vito Filbert Jayalie, Sp.Onk.Rad, M.M mengatakan, seminar awam edukasi kanker ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit kanker.
“Hari Kanker Sedunia merupakan inisiatif global yang dipimpin oleh Union for International Cancer Control (UICC), dengan tujuan meningkatkan kesadaran di seluruh dunia, berbagi pengetahuan, dan mendorong tindakan pribadi, ataupun kolektif. Jadi acara ini memiliki tujuan yang sama dengan UICC yaitu untuk memberikan informasi penting seputar pencegahan, deteksi dini, dan perawatan kanker kepada masyarakat umum,” tuturnya.
Seminar tersebut menghadirkan sejumlah narasumber yakni dr. Hadi Marzuki, SpKN-TMK dan dr. Selvi Nafianti, M.Ked (Ped), Sp.A (K). (ila)
Sentimen: negatif (100%)