NEW YORK, iNews.id - Dewan Keamanan PBB dilaporkan akan melakukan pemungutan suara untuk menyetujui atau tidak draf resolusi baru mendesak gencatan senjata kemanusiaan segera di Jalur Gaza Palestina. Pemungutan suara untuk menentukan draf resolusi yang diusulkan Aljazair itu akan dilaksanakan pada Selasa (19/2/2024) waktu New York, Amerika Serikat (AS).

Namun para diplomat mengatakan, AS diperkirakan akan mem-veto draf resolusi tersebut.

Aljazair mengusulkan draf resolusi lebih dari 2 pekan lalu. Namun Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield langsung merespons draf tersebut bisa membahayakan perundingan sensitif yang saat itu sedang berlangsung guna mewujudkan gencatan senjata Israel dan Hamas.

Aljazair pada Sabtu kemarin mendesak Dewan Keamanan PBB menggelar pemungutan suara pada Selasa mendatang. 

“Amerika Serikat tidak mendukung tindakan terhadap draf resolusi ini. Jika resolusi tersebut dihasilkan melalui pemungutan suara, maka tidak akan diadopsi,” kata Thomas-Greenfield, dalam pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.

Negosiasi gencatan senjata yang dimediasi Mesir, Qatar, dan AS, masih berlanjut setelah pertemuan pada Selasa lalu di Kairo gagal menghasilkan kesepakatan.

“Sangat penting bagi pihak-pihak lain untuk memberikan kesempatan terbaik bagi keberhasilan proses ini, ketimbang memaksakan tindakan yang justru menempatkannya ... dalam bahaya,” ujarnya.

Draf itu harus mendapat persetujuan dari setidaknya 9 negara anggota untuk bisa diadopsi menjadi resolusi dengan catatan tak ada anggota tetap, yakni AS, Inggris, Prancis, China, dan atau Rusia, yang mem-vetonya.

AS merupakan pendukung utama Israel di PBB. Sejauh ini AS sudah dua kali mem-veto draf resolusi Dewan Keamanan. Namun AS juga abstain dua kali yang membuka peluang bagi Dewan mengadopsi resolusi menambah bantuan kemanusiaan ke Gaza serta menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera.

Pemungutan suara di Dewan Keamanan ini akan berlangsung saat Israel bersiap melakukan operasi darat ke Rafah, kota di perbatasan Mesir yang dipadati sekitar 1,4 juta pengungsi. Serangan itu akan memicu jatuhnya banyak korban.

Editor : Anton Suhartono

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel: