Sentimen
Hubungan dengan Jokowi Dinilai Jadi Salah Satu Alasan PDI-P Akan Jadi Oposisi jika Kalah Pilpres
Kompas.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Adi Prayitno menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) akan mengambil langkah politik di luar pemerintah dan tak akan menerima tawaran dari Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka seandainya Prabowo menjadi pemenang Pilpres.
Diketahui, PDI-P mengusung capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count pemungutan suara dari sejumlah lembaga survei, Prabowo unggul jauh dari dua kompetitornya.
“Kalau melihat potensi dan garis politiknya selama ini setiap PDI-P kalah pemilu dia oposisi dan tidak pernah mau menjadi bagian dari pemenang,” kata Adi saat dihubungi, Sabtu (17/2/2024).
Baca juga: Real Count Pileg DPRD DKI Data 33,71 Persen: PKS Unggul, Diikuti PDI-P dan Gerindra
“Nah kita tinggal tunggu apakah konsistensinya itu tetap,” sambung Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) itu.
Adi menyebut ada dua alasan yang bisa dilihat publik terkait peluang PDI-P akan menjadi oposisi jika Prabowo-Gibran yang memenangkan pemilu.
Salah satunya, kata Adi, cawapres nomor urut 2 sekaligus anak Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka yang disebut menjadi faktor pengahalang PDI-P bergabung dengan koalisi Prabowo.
“Harus diakui bahwa ada faktor Gibran yang sepertinya menjadi penghalang antara PDI-P dengan Prabowo akan berkoalisi, karena apapun Gibran kan bagian dari Jokowi, yang kita tahu bahwa Jokowi dan PDIP tidak sedang baik-baik saja,” ujar dia.
Baca juga: Jokowi Minta Dugaan Kecurangan Pemilu Dilaporkan, PDI-P: Banyak Pihak Justru Ragukan Independensi Bawaslu
Adi menambahkan, alasan lainnya adalah pernyataan dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto yang sebelumnya menyatakan PDI-P siap berjuang di luar pemerintahan.
“Karena kalau melihat variabelnya bahwa PDI-P itu mau jadi oposisi saya kira dua. Pernyataan Hasto, ya hasto orang nomor dua di partai,” ucap Adi.
Sebelumnya diberitakan, hubungan Presiden Jokowi dan PDI-P dinilai bermasalah setelah putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi cawapres pendamping capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul di Kandang Banteng, Pengamat: Efek Jokowi Lebih Besar Ketimbang PDI-P
Bahkan, Presiden Jokowi pernah mengaku nyaman dalam hubungannya dengan Partai Golkar. Golkar pun tak menampik bahwa ada sinyal Jokowi hendak bergabung.
Sebelum itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga pernah menyebut bahwa Jokowi telah bergabung ke PAN dan tidak lagi menjadi bagian dari PDI-P.
Baca juga: PDI-P Siap Jadi Oposisi, Gerindra: Prabowo Ingin Rangkul Semua Kekuatan
"Sekarang Pak Jokowi itu partainya PAN. Sudah enggak (Partai) yang lama, ribut terus," kata pria yang akrab disapa Zulhas itu saat kampanye di Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/12/2023), dikutip dari Tribunnews.com.
Menanggapi pernyataan Zulhas, Jokowi menyebut bahwa PAN merupakan partai koalisi pemerintah. Sehingga, menurutnya, wajar saja jika pemerintah jadi keluarga PAN.
"PAN masuk keluarga kita, kita masuk keluarga PAN," kata Jokowi, 11 Desember 2023.
Baca juga: Penjelasan PDI-P soal Kemungkinan Jadi Oposisi dan Berada di Luar Pemerintahan
-. - "-", -. -Sentimen: positif (64%)