Sentimen
Negatif (66%)
17 Feb 2024 : 06.27
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Cipinang

Tokoh Terkait

Harga Beras Naik dan Langka, Bapanas Ogah Naikkan HET, Minta Pedagang Pangkas Margin

17 Feb 2024 : 13.27 Views 3

Keuangan News Keuangan News Jenis Media: Nasional

Harga Beras Naik dan Langka, Bapanas Ogah Naikkan HET, Minta Pedagang Pangkas Margin

KNews.id – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memastikan pemerintah tidak akan menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras dalam waktu dekat. Arief justru meminta pengusaha ritel untuk mengurangi keuntungan agar harga penjualan tidak jauh dari HET.

“Nanti Pak Roy (Roy Mandey, Ketua Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia/ Aprindo) saya minta 1-2 bulan ini marginnya juga diturunkan untuk Merah Putih. Ya kita sama-sama, jadi teman-teman ini kan semua ada margin, marginnya kurangin, tapi enggak rugi ya boleh kan,” ujar Arief saat ditemui di kantor Food Station, Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, pada Senin, 12 Februari 2024.

Tak hanya ke pengusaha ritel, Arief juga meminta Bulog untuk menurunkan harga jual beras kepada pengusaha ritel. Hal ini, kata Arief, perlu dilakukan agar stok beras tetap tersedia di ritel.

Menurut Arief, jika HET diubah, sementara stok beras kurang karena produksi lokal masih minim, maka akan membuat masalah lain yang lebih ribet. Arief mengklaim perubahan HET tidak tepat jika dilakukan saat ini karena produksi lokal masih rendah. Panen diperkirkan baru terjadi pada Maret 2024.

“Kalau sekarang enggak tepat. Kondisinya seperti ini (produksi lokal minim) tapi banyak impornya,” kata Arief. Arief menyebut, HET adalah harga riil yang mencerminkan biaya produksi, bukan harga pasar. Karena itu, alih-alih berfokus pada HET, Bapanas akan lebih berfokus meningkatkan produksi beras dalam negeri.

Sebelumnya Aprindo meminta pemerintah merelaksasi HET untuk mencegah kekosongan dan kelangkaan barang. Saat ini para peritel terpaksa menjual komoditas bahan pokok seperti beras, gula, dan minyak goreng di atas harga eceran tertinggi (HET). Sebab harga tebus dari produsen sudah tinggi. Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey mengatakan, para para produsen telah menaikkan harga jual produksi mereka sebesar 20-35 persen di atas HET sejak sepekan terakhir

Sejumlah pihak menyebut produsen dan peritel beras akhirnya tidak bisa menjual barang sesuai HET. Dampaknya adalah kelangkaan beras. Harga beras saat ini disebut sudah di atas HET beras premium yang sebesar Rp 13.900 per kilogram untuk wilayah Jawa, Sumatera Selatan dan Lampung. Untuk mengatasi kelangkaan beras dan kenaikan harga, Arief sudah meminta Bulog dan Food Station membanjiri pasar dengan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar) dan beras Food Station.   (Zs/Tmp)

Sentimen: negatif (66.5%)