Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pemilu 2019
Institusi: Universitas Paramadina
Partai Terkait
Prabowo Unggul di "Quick Count", Pengamat: Basis Pendukung Ganjar Bermigrasi
Kompas.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, basis pendukung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, ramai-ramai bermigrasi ke pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Ini terbukti dari tingginya perolehan suara Prabowo-Gibran menurut hasil quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga, jauh mengungguli suara Ganjar-Mahfud.
“Jauhnya perbedaan suara yang memenangkan kubu nomor urut 2 ini dipicu oleh hancurnya soliditas basis pemilih loyal paslon nomor urut 3 yang betul-betul tergerus dan bermigrasi ke kubu 2,” kata Umam kepada Kompas.com, Kamis (15/2/2024).
Jika dihitung dari perolehan suara Pemilu Legislatif 2019, partai pengusung Ganjar-Mahfud, PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), memiliki bekal suara hampir 24 persen.
Angka itu dihitung dari perolehan suara PDI-P sebesar 19,33 persen dan PPP sebanyak 4,52 persen pada Pemilu 2019.
Baca juga: Kemenangan Prabowo-Gibran: Efek Jokowi Versus Perubahan?
Sementara, menurut hasil quick count, perolehan suara Ganjar-Mahfud berada di kisaran 16 persen. Artinya, ada sekitar 8 persen suara basis pendukung PDI-P dan PPP yang tak memilih pasangan nomor urut 3 tersebut.
“Artinya, terjadi split ticket voting yang cukup fatal di kubu 03. Bahkan split ticket voting itu terjadi di basis-basis kendang utama banteng, seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan lainnya,” ujar Umam.
Merujuk hasil quick count, kata Umam, dapat dipastikan bahwa Pilpres 2024 hanya berjalan satu putaran.
Menghadapi situasi ini, kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar maupun Ganjar-Mahfud hanya punya dua pilihan, yaitu menerima dengan legawa, atau melakukan perlawanan.
Jika kedua kubu melawan, maka, baik Anies-Muhaimin maupun Ganjar-Mahfud harus mampu membuktikan dugaan pelanggaran pemilu yang terstruktur, sistematis dan massif (TSM).
Artinya, kedua pihak harus dapat menghadirkan data, informasi dan bukti-bukti TSM di 50 persen wilayah provinsi di Indonesia, dan membuktikan pelanggaran itu masuk dalam skala masif serta sistematis.
“Jelas tidak mudah untuk bisa menghadirkan basis bukti sebesar dan sevalid itu,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Sebagaimana diketahui, Prabowo-Gibran unggul dalam quick count sejumlah lembaga. Menurut quick count Litbang Kompas, misalnya, pasangan capres-cawapres nomor urut 2 itu mencapai 58,51 persen per Kamis (15/2/2024) pukul 15.20 WIB.
Sementara, Anies-Muhaimin mendulang 25,29 persen suara, sedangkan Ganjar-Mahfud mendapat 16,19 persen suara.
Baca juga: Quick Count Litbang Kompas, Prabowo-Gibran Unggul di Hampir Seluruh Provinsi
Adapun quick count Litbang Kompas ini menggunakan metodologi stratified random sampling dan memiliki margin of error sebesar 1 persen. Quick count ini dibiayai secara mandiri oleh Harian Kompas.
Hasil quick count bukanlah hasil resmi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari tingkat terendah sampai tertinggi, yakni tempat pemungutan suara (TPS), lalu kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
Menurut Komisioner KPU RI Hasyim Asy’ari, penetapan hasil rekapitulasi suara dilakukn paling lambat 35 hari setelah pemungutan suara.
Oleh karena pemungutan suara digelar secara serentak pada 14 Februari 2024, penetapan rekapitulasi suara nasional dilakukan paling lambat pada 20 Maret 2024.
-. - "-", -. -Sentimen: positif (93.4%)