Sentimen
Nilai Tukar Petani Naik 0,29 Persen di Maret 2023
Tirto.id Jenis Media: News
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, kenaikan NTP tersebut dikarenakan indeks harga yang diterima petani (lt) meningkat 0,53 persen lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (lb) sebesar 0,04 persen.
"Kenaikan NTP pada Maret 2023 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal," kata dia dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Senin (3/4/2023).
Jika dilihat Kenaikan NTP Maret 2023 dipengaruhi oleh naiknya NTP di empat subsektor pertanian, yaitu Subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 1,91 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,94 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,58 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,13 persen.
Sementara itu, NTP pada satu subsektor lainnya mengalami penurunan, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,20 persen.
Berdasarkan wilayahnya, dari 34 provinsi, sebanyak 26 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan 8 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP tertinggi pada Maret 2023 terjadi di Provinsi Riau, yaitu sebesar 4,35 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Banten yaitu sebesar 1,67 persen.
Kenaikan tertinggi NTP di Provinsi Riau disebabkan oleh kenaikan pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat khususnya komoditas kelapa sawit yang naik sebesar 5,58 persen. Sedangkan Penurunan terbesar NTP di Provinsi Banten disebabkan oleh penurunan pada Subsektor Tanaman Pangan khususnya komoditas gabah yang turun sebesar 2,25 persen.
Sekedar informasi, Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Sentimen: positif (57.1%)