Sentimen
Negatif (95%)
12 Feb 2024 : 15.29
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Andalas

Tokoh Terkait

Dirty Vote: Skenario Kotor Curangi Pemilu 2024 Hanya Butuh 2 Syarat, Mental Culas dan Tahan Malu

12 Feb 2024 : 22.29 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Dirty Vote: Skenario Kotor Curangi Pemilu 2024 Hanya Butuh 2 Syarat, Mental Culas dan Tahan Malu

PIKIRAN RAKYAT - Film dokumenter Dirty Vote sudah tayang di kanal YouTube Dirty Vote hari ini, Minggu 10 Februari 2024. Isu skenario kecurangan Pemilu 2024 dibeberkan satu dari tiga narasumber ahli Hukum Tata Negara yakni Bivitri Susanti.

Diketahui mereka yang menjadi narasumber film Dirty Vote itu adalah Bivitri Susanti, Fery Amsari, dan Zainal Arifin. Ketiganya membeberkan berbagai dugaan kecurangan untuk memenangi pemilu yang digelar pada 14 Februari 2024.

Syarat jalankan skenario kotor curangi Pemilu 2024

Bivitri Susanti menyebut rencana kotor mencurangi pemilihan umum tersebut sudah pernah dilakukan di banyak negara dan di sepanjang sejarah. Ia menyebut rencana itu bukanlah sesuatu yang luar biasa.

"Tapi sebenarnya ini bukan rencana atau desain yang hebat-hebat amat. Skenario seperti ini dilakukan oleh rezim-rezim sebelumnya, di banyak negara, dan sepanjang sejarah," kata pengajar Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera tersebut.

Poster film Dirty Vote.

"Karena itu, untuk menyusun dan menjalankan skenario kotor seperti ini tak perlu kepintaran atau kecerdasan. Yang diperlukan cuma dua: mental culas dan tahan malu," katanya lagi.

Ahli Hukum Tata Negara lainnya, Fery Amsari, menyebut desain itu telah disusun dan dijalankan secara sistematis, masif, dan terstruktur. Ada indikasi rencana itu dibuat oleh pihak yang sudah berkuasa di Indonesia selama dua periode terakhir.

"Semua rencana ini tidak didesain dalam semalam, juga tidak didesain sendirian. Sebagian besar rencana kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif untuk mengakali Pemilu ini sebenarnya disusun mereka oleh pihak-pihak lain," ujarnya.

"Mereka adalah kekuatan yang selama 10 tahun terakhir berkuasa bersama," kata Pengajar Fakultas Hukum Universitas Andalas (Unand) tersebut.

Sementara itu, Zainal Arifin menaruh kecurigaan bahwa dalang di balik desain kecurigaan itu jatuh kepada sosok yang sedang memegang kekuasaan. Sosok itu dianggap memegang perang penting dalam menggerakkan alat-alat negara.

Potret Jokowi 'diabaikan' 3 ahli Hukum Tata Negara dalam film Dirty Vote.

"Persaingan politik dan perebutan kekuasaan, desain kecurangan yang sudah disusun bareng-bareng ini akhirnya jatuh ke tangan satu pihak yakni pihak yang sedang memegang kunci kekuasaan di mana ia dapat menggerakkan aparatur dan anggaran," katanya.

Sosok Jokowi 'diabaikan' tiga ahli Hukum Tata Negara

Ahli Hukum Tata Negara Bivitri Susanti, Fery Amsari, dan Zainal Arifin memaparkan penyampaian terakhirnya di dalam film dokumenter Dirty Vote tersebut tersebut sebelum dimunculkannya wajah 'Jokowi'. Salah satu momen Jokowi itu adalah saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Hanya, sosok Jokowi tersebut terlihat 'diabaikan para ahli hukum tersebut. Potongan video pria 62 tahun itu adalah tentang dirinya yang ingin fokus membenahi masalah di Jakarta saat menjadi gubernur sampai menjelaskan anaknya yang senang berbisnis di kala ia menjadi presiden.***

Sentimen: negatif (95.5%)