Sentimen
Positif (100%)
12 Feb 2024 : 01.45
Informasi Tambahan

Hewan: Gajah

Institusi: UGM, Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada

Kasus: covid-19

Kalau Sri Mulyani Mundur, 3 Sosok Ini Diunggulkan Jadi Menkeu

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

12 Feb 2024 : 01.45
Kalau Sri Mulyani Mundur, 3 Sosok Ini Diunggulkan Jadi Menkeu

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, adalah sosok yang paling santer diisukan mundur dari jajaran Kabinet Indonesia Maju. Jika kabar tersebut berujung terjadi, ada tiga nama yang dinilai cocok menduduki kursi Menkeu.

Menurut ekonom, tiga nama yang dinilai cocok mengisi kursi kosong yang ditinggalkan Sri Mulyani adalah dua mantau Menkeu Chatib Basri dan Bambang Brodjonegoro, serta Wakil Menkeu, Suahasil Nazara.

Ekonom dari Universitas Diponegoro (Undip), Wahyu Widodo, mengatakan bahwa ketiga nama tersebut dinilai ideal karena dalam tidak terafiliasi atau paling tidak bukan seorang politikus dari partai tertentu. Ketiga sosok itu merupakan murni akademisi yang sudah dikenal kalangan internasional.

-

-

"Sejarahnya itu menkeu yang paling ideal adalah seorang akademisi atau kalau bukan akademisi jelas tidak berafiliasi dengan politik, yang memiliki visi, dan kemudian visioner melihat kondisi fiskal domestik dan juga global," kata Wahyu kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (11/2/2024).

Wahyu menjelaskan bahwa sebagai mantan Menkeu, Chatib tidak akan kesulitan untuk menyelesaikan tugas sebagai Menkeu di sisa masa pemerintahan Jokowi, termasuk untuk menetapkan kebijakan fiskal yang sehat di tengah panasnya tahun politik.

Menurut Wahyu, Chatib telah dikenal di dunia internasional. Dengan demikian, jika namanya diumumkan sebagai bendahara negara pengganti Sri Mulyani, akan lebih memberikan kepastian sentimen bagi pelaku pasar keuangan, seperti nama Bambang Brodjonegoro maupun Suahasil yang juga memiliki rekam jejak yang baik.

"Untuk Pak Suahasil, kan, wamenkeu, ya, beliau menunjukkan kinerja yang sangat baik selama ini sebagai wamenkeu, atau Pak Bambang Brodjo yang dulu juga pernah menjadi menteri di Bappenas dan Menkeu juga," ucap Wahyu.

"Hanya saja memang kalau saya melihat karakter yang sangat kuat kalau saya boleh sebut, ya, ada di Chatib Basri, itu mirip dengan Sri Mulyani. Dan secara internasional beliau-beliau itu sangat acceptable," tegasnya.

Nama-nama itu juga disebutkan oleh ekonom yang juga merupakan direktur program Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti. Namun, dia tidak memasukkan Bambang Brodjonegoro sebagai sosok yang memiliki karakter kuat dan cocok menggantikan Sri Mulyani saat ini.

"Pak Suahasil atau Pak Chatib mereka sudah pengalaman, dia networking internasional juga ada, dan dia paham fiskal. Saya kenal baik keduanya, jadi saya tahu, beliau-beliau ini," ucap Esther.

Namun, Esther mengingatkan jabatan menteri adalah jabatan politis, sehingga meski kriteria menkeu harus memiliki integritas yang tinggi, kompetensi fiskal yang kuat, hingga kemampuan manajerial yang dapat diterima semua pihak, juga harus dikenal dan diterima oleh para petinggi partai politik.

"Masalahnya jabatan menteri itu kan jabatan yang diusulkan oleh partai, apalagi itu posisi strategis, tergantung kedekatan dengan partai juga nanti. Jadi pasti meski kompeten kalau tidak diusung sama partai akan sulit," tutur Esther.

Sementara itu, ekonom dari Universitas Gajah Mada (UGM), Eddy Junarsin, cenderung menganggap Suahasil Nazara selaku wakil menteri keuangan yang paling cocok menggantikan posisi Sri Mulyani karena ia telah bertugas sebagai wamenkeu menjaga fiskal tetap kredibel, termasuk selama masa merebaknya Covid-19.

Di sisi lain, ia cenderung menganggap bahwa tidak ada banyak waktu untuk nama baru di luar Kementerian Keuangan saat ini untuk bisa kerja cepat menjaga stabilitas fiskal ketika ditinggal Sri Mulyani di sisa masa pemerintahan. Maka opsi realistisnya adalah memilih wakil menteri keuangan sebagai menteri ad interim.

"Untuk masa seperti ini tidak ada waktu untuk reorientasi yang lama, jadi sebaiknya orang-orang di dalam yang sudah ada, karena perlu cepat melanjutkan apa yang sudah ada. Jadi saya kira wakil menterinya, kualitasnya juga tinggi," ungkap Eddy.

Meski begitu, Eddy menekankan, hal yang perlu dipertimbangkan Jokowi saat ini adalah menjaga soliditas kabinetnya, ketimbang melepas begitu saja Sri Mulyani. Sebab, supaya pertanggung jawaban kepemimpinannya hingga akhir terbukti kuat, dan juga demi menjaga stabilitas ekonomi maupun politik selama masa Pemilu atau Pilpres 2024.

Ciri-Ciri Sosok Ideal

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira dan Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Mohammad Faisal enggan menyebutkan nama pengganti Sri Mulyani.

Mereka lebih memilih menyodorkan kriteria yang memumpuni supaya masyarakat memiliki ukuran bahwa menteri keuangan pengganti Sri Mulyani kapabilitasnya tak boleh di bawah kriteria Sri Mulyani. Di antaranya punya track record yang memumpuni dalam pengelolaan fiskal, serta jaringan internasionalnya luas.

Bhima Yudhistira menekankan, kriteria itu sangat dibutuhkan karena isu mundurnya Sri Mulyani ini terbilang wajar. Kabar yang beredar, kebijakan yang dikeluarkan Presiden Jokowi pada saat menjelang Pilpres 2024 cenderung bertentangan dengan prinsip-prinsip teknokratis, seperti memaksakan program yang tak sesuai dengan kapasitas anggaran.

"Sangat jauh dari dasar teknokratis, misalnya bansos yang ditambah jelang pemilu lebih kental nuansa politik daripada membantu daya beli masyarakat. Kemudian di sekeliling Jokowi banyak menteri bidang ekonomi yang dibiarkan sibuk kampanye, padahal masalah ekonomi butuh fokus. Kondisi ini membuat peran SMI menjadi sentral terutama dalam meyakinkan investor luar negeri," tutur Bhima.

Sementara itu, Mohammad Faisal menekankan kriteria ini juga menjadi penting karena sangat banyak orang yang sebetulnya cocok menjadi menteri keuangan pengganti Sri Mulyani. Menurutnya, Sri Mulyani bukanlah satu-satunya orang yang bisa menjabat posisi itu dengan baik.

Di antaranya adalah orang yang memiliki integritas yang kuat, beretika, kompetensi dalam mengelola makroekonomi dan fiskal, tidak gampang diintervensi dan ditekan secara politik, hingga memiliki interpersonal skill yang luwes dengan artian mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, baik di tataran domestik hingga internasional.

"Jadi saya tidak ingin lantas kemudian kita menggiring bahwa "Oh, enggak ada Sri Mulyani enggak jalan," bahaya menurut saya, kita menutup opsi, tapi banyak orang yang bisa menjalankan peran sebagai menkeu. Ciri-cirinya nya adalah orang yang punya integritas itu satu, orang yang beretika," tegas Faisal.


[-]

-

Manuver Sri Mulyani Bikin Menkeu Negara Lain FOMO
(fsd/fsd)

Sentimen: positif (100%)