Serangan Israel ke Rafah Gaza Bisa Memicu Banjir Darah
iNews.id Jenis Media: Nasional
JENEWA, iNews.id - Lembaga-lembaga kemanusiaan internasional memperingatkan serangan Israel ke Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, sama saja dengan menciptakan banjir darah. Saat ini lebih dari 1 juta pengungsi mendiami padang luas yang berbatasan dengan Mesir tersebut.
Para relawan kemanusiaan menegaskan, serangan itu bukan hanya sebagai pembantaian massal, tapi juga menghambat bantuan kemanusiaan.
Pemerintah Israel sebelumnya menyatakan akan bergerak maju dari Khan Younis, kota utama di Gaza selatan, menuju Rafah. Populasi kota tersebut melonjak lima kali lipat setelah gelombang pengungsian mengalir dari Gaza bagian utara dan tengah.
Para dokter dan pekerja kemanusiaan berjuang untuk memberikan bantuan bahan pokok untuk kelangsungan hidup pengungsi serta menghentikan penyebaran penyakit.
“Perang tidak boleh dibiarkan di kamp pengungsi raksasa. Permusuhan yang meluas ke Rafah bisa meruntuhkan respons kemanusiaan,” kata Jan Egeland, sekjen Dewan Pengungsi Norwegia (NRC), seraya memperingatkan terjadinya pertumpahan darah jika operasi Israel berlanjut ke Rafah, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (9/2/2024).
Santosh Kumar, seorang dokter yang meninggalkan Gaza pekan lalu, menggambarkan Rafah sebagai penjara tertutup dengan limbah kotoran manusia mengalir di berbagai tempat yang begitu padat. Hampir tidak ada ruang bagi kendaraan medis untuk lewat.
“Jika bom yang sama yang digunakan di Khan Younis juga digunakan di Rafah, setidaknya jumlah korban akan meningkat 2 atau 3 kali lipat karena populasinya sangat padat,” kata Kumar.
Israel selalu menggunakan alasan klasik untuk membantai warga sipil Gaza agar mereka tak disalahkan, yakni para pejuang Hamas bersembunyi di permukiman. Hamas dan para pejuang Gaza lainnya sejak lama membantah menggunakan permukiman sebagai basis militer.
Tuduhan Israel yang ditengarai banyak pihak sebagai dalih agar mereka bisa membantai warga Gaza, melakukan balas dendam, bahkan praktik genosida. Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan hampir 28.000 orang dan melukai hampir 70.000 lainnya.
Editor : Anton Suhartono
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:Sentimen: negatif (99.9%)