Sentimen
Positif (80%)
9 Feb 2024 : 06.46
Informasi Tambahan

Event: Pemilu 2019, Pemilu 2014

Kab/Kota: Purwokerto

Pemilu 2024: Pendidikan di Mata Anies, Prabowo, dan Ganjar

9 Feb 2024 : 06.46 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Pemilu 2024: Pendidikan di Mata Anies, Prabowo, dan Ganjar

PIKIRAN RAKYAT - Penampilan para capres dalam debat pamungkas Pilpres 2024 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Ahad, 4 Februari 2024, tak seramai debat sebelumnya. Akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof. Slamet Rosyadi menyebut, semua capres tampak menahan diri supaya tak mengakibatkan blunder.

Guru besar bidang administrasi pembangunan itu menilai, penampilan dalam debat terakhir Pilpres 2024 itu bakal menentukan sikap, terutama bagi para pemilih yang belum menentukan pilihannya atau swing voters. Oleh sebab itu, para capres tampak menjaga sikap dan tutur kata saat menyampaikan program-programnya supaya dapat dikenali.

"Tentu ada yang dengan berbagai strategi, ada yang memberikan solusi, penjelasan lengkap; tetapi intinya memang para kontestan ini mencoba untuk mengomunikasikan program-program kerja unggulannya kepada para pemilih," ucapnya, Senin.

Pakar kebijakan publik itu menyebut, narasi yang dibangun capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo itu cukup lengkap, terutama dalam isu-isu pendidikan. "Mereka secara lengkap menjelaskan bagaimana pemahaman para kandidat terhadap itu pendidikan."

Apa kata capres soal pendidikan?

Ilustrasi pendidikan.

Dalam debat pamungkas, Anies mengatakan, negara tak boleh pelit untuk berinvestasi di bidang pendidikan. Hal itu disampaikan saat menanggapi tanggapan para kandidat ihwal kesejahteraan guru.

"Jangan pelit kalau sama guru, jangan pernah kita memberikan yang seminim mungkin untuk guru," kata eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era awal pemerintahan Presiden Joko Widodo itu.

Selain itu, eks Gubernur DKI Jakarta itu juga berjanji akan mempercepat sertifikasi guru; mengangkat 700 guru honorer menjadi PPPK; memberikan beasiswa untuk anak guru, dosen, dan tenaga kependidikan; dan mengurangi beban administrasi bagi dosen. "Prinsipnya, ada nilai dulu yang kita pegang, kemudian ada turunan teknisnya, dan bebaskan dari beban yang tidak perlu."

Sementara capres nomor urut 2 Prabowo Subianto berjanji akan meningkatkan kesejahteraan guru. Pihaknya akan mengevaluasi sistem penyaluran dana untuk guru, lantaran masih terjadi kebocoran alokasi dana yang semestinya diberikan untuk guru di daerah.

Dia juga mengungkapkan, sependapat dengan pernyataan Anies yang akan mempercepat sertifikasi guru hingga mengurangi beban administrasi dosen. "Saya sangat sependapat. Saya ingin menambahkan, bahwa kita harus mengaudit, mengkaji sekarang sistem kita ini baik atau tidak. Karena banyak sekali kebocoran-kebocoran dalam alokasi dana yang diturunkan sampai ke tingkat kabupaten dan sebagainya."

"Jadi kita harus audit, koreksi diri, dan di mana masalah sistemik yang kurang baik, harus kita perbaiki. Kita harus berani perbaiki sistem yang kurang baik," katanya lagi.

Adapun capres nomor urut 3 mengungkapkan, liberalisasi pendidikan mesti dihentikan di Indonesia. Hal itu disampaikannya menanggapi pertanyaan Anies ihwal pendapat eks Gubernur Jawa Tengah itu mengenai fenomena Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahal dan mahasiswa diarahkan untuk menggunakan pinjaman daring.

"Hentikan liberalisasi pendidikan. Hentikan hari ini. Berikanlah kepada para mahasiswa kita proporsi yang benar. Kenapa Ganjar-Mahfud punya program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana? Agar mereka tidak direpotkan pada persoalan ini," katanya menegaskan.

Politikus PDI Perjuangan itu mengungkapkan, bagi kalangan tidak mampu mesti mendapatkan intervensi pemerintah dan perguruan tinggi juga mesti dapat memberikan klaster pembiayaan yang sesuai dengan merata.

Visi-misi capres-cawapres di bidang pendidikan

Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo dalam debat capres pada Minggu, 4 Februari 2024.

Dalam dokumen visi-misinya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menyebut, pihaknya melihat masih banyak rakyat yang sulit mendapatkan akses kesehatan dan pendidikan yang layak dan terjangkau. Indonesia harus melakukan investasi serius guna meningkatkan akses pendidikan.

Paslon nomor urut 1 itu berjanji bakal menekan angka anak putus sekolah dengan menyediakan bantuan pendidikan bagi yang membutuhkan dan menangani faktor-faktor lain yang berkontribusi pada terjadinya putus sekolah. Selain itu, memastikan ketersediaan guru di kawasan pesisir, kepulauan, dan pedalaman dengan pemberian tunjangan khusus.

Selanjutnya, mendorong revitalisasi fasilitas fisik institusi pendidikan berbasis agama, keterjangkauan  biaya pendidikan tinggi, mendirikan institusi dalam pengembangan vokasi dan lulusan yang berdaya saing, serta memprioritaskan alokasi dana riset pada perguruan tinggi sehingga bermutu dan relevan.

Sementara Prabowo-Gibran berjanji membangun sekolah unggulan, perbaikan atau renovasi bagi sekolah yang perlu direnovasi, dana riset dan inovasi mencapai 1,5-2,0 persen dari PDB. Lalu, pengembangan dana abadi pendidikan, dana abadi pesantren, dana abadi kebudayaan, dan dana abadi lembaga swadaya masyarakat untuk memperkuat kemandirian bangsa.

Adapun Ganjar-Mahfud berjanji memperkuat pembangunan manusia Indonesia unggul yang berkualitas, produktif, dan berkepribadian, salah satunya dengan pendidikan berkualitas dan merata. Paslon nomor urut 3 itu juga bakal memastikan, setiap keluarga miskin bisa menyekolahkan minimal seorang anaknya sampai sarjana, guna memutus rantai kemiskinan.

Selain itu, keduanya juga menyorot kesejahteraan guru, menilai bahwa pendapatan guru dan dosen mesti meningkat dan sejahtera. Mereka juga berjanji akan mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan vokasi dengan dunia usaha.

Berapa jumlah pemilih tahun 2024?

Golput.

Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 mencapai 204.807.222 orang, terdiri dari 102.218.503 laki-laki dan 102.588.719 perempuan. Jumlah itu tersebar di 823.532 Tempat Pemungutan Suara (TPS), TPS luar negeri, pemungutan suara via Pos, dan Kotak Suara Keliling (KSK).

Pemilih generasi muda mendominasi DPT pemilu kali ini. Ada 66.822.389 orang dari generasi milenial (kelahiran 1980—1994) dan 46.800.161 orang Gen Z (kelahiran 1995—2000-an) dari total DPT yang akan mencoblos. Rabu, 14 Februari 2024, akan menjadi momen spesial, terutama bagi para pemilih muda yang belum pernah merasakan sensasi pemilu.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah pemilih golput dalam pemilu sebelumnya, Pemilu 2019, ada 34,65 juta orang atau sekira 18,02 persen. Jumlah itu menurun jika dibandingkan dengan Pemilu 2014 yang mencapai 58,61 juta orang atau 30,02 persen.***

Sentimen: positif (80%)